Kerajaan Samudra Pasai

5 minutes reading
Monday, 13 Mar 2023 06:12 0 286 setiawan

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan yang berperan penting bagi Agama Islam. Kerajaan ini lah yang awal mula menyebarkan Agama Islam di Asia Tenggara terutama Indonesia. Samudra Pasai terletak di Aceh Sumatra Utara yang kini menjadi salah satu wilayah Negara Indonesia.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai

Berawal dari kedatangan seorang ulama yang berasal dari persia yang kini di kenal dengan Negara Iran. Ulama tersebut lah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan Agama Islam serta kejayaan kerajaan samudra pasai.

Sejarah berdirinya kerajaan ini berawal dari kedatangan seorang ulama dari Persia bernama Syekh Ismail al-Qadhi ke wilayah Pasai pada tahun 1267 M. Syekh Ismail berhasil memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat setempat dan mendirikan sebuah pusat pendidikan Islam di Pasai.

Pendiri kerajaan samudra pasai

Samudra pasai berdiri pada abad ke-13 di wilayah Aceh, Sumatera Utara. Kerajaan ini  di kuasai oleh Sultan Muhammad Malik al-Tahir. Pada abad tersebut lah mulai kejayaan dari kerajaan ini sehingga menjadi pusat perdagaangan penting di kawasan Asia Tenggara. Kerajaan ini terkenal sampai ke seluruh negri sebagai penghasil rempah – rempah berupa lada dan emas.

Pengaruh Syekh Ismail al-Qadhi di kerajaan samudra pasai

Syekh Ismail al-Qadhi adalah seorang ulama dari Persia yang memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Pasai, Sumatera Utara pada abad ke-13. Ia diketahui datang ke wilayah Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik al-Tahir pada sekitar tahun 1267 M.

Syekh Ismail al-Qadhi merupakan salah satu ulama yang terkenal pada masanya dan memiliki pengetahuan yang luas dalam ilmu agama Islam. Ia berhasil memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat setempat dan mendirikan sebuah pusat pendidikan Islam di Pasai. Pusat pendidikan ini kemudian menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam yang penting di kawasan Asia Tenggara pada masa itu.

Selain itu, Syekh Ismail al-Qadhi juga dikenal sebagai salah satu ulama yang memprakarsai pembuatan kitab-kitab ilmu agama Islam dalam bahasa Melayu. Salah satu kitab yang ia tulis adalah Hidayah al-Salikin, yang merupakan salah satu karya tulis penting dalam ilmu fiqh (hukum Islam). Kitab ini kemudian menjadi rujukan penting bagi para ulama dan umat Islam di wilayah Nusantara pada masa itu.

Dalam sejarah Islam di Indonesia, Syekh Ismail al-Qadhi dianggap sebagai salah satu tokoh penting yang berjasa dalam penyebaran agama Islam dan pengembangan kebudayaan Islam di wilayah Indonesia.

Penguasa Penting Dari Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan ini memiliki beberapa penguasa yang memerintah selama masa kejayaannya. Beberapa penguasa penting dari kerajaan ini  di antaranya adalah:

Sultan Malik al-Saleh

Ia adalah salah satu penguasa terbesar dalam sejarah Kerajaan ini pada abad ke-14. Pemerintahannya di tandai dengan ekspansi kekuasaan dan pengaruh Islam ke wilayah-wilayah lain di Nusantara, seperti Jambi, Palembang, dan Malaka.

Sultan Muhammad Malik al-Tahir

Ia adalah penguasa awal dari Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13. Pemerintahannya di tandai dengan masuknya agama Islam ke wilayah Pasai dan pendirian pusat pendidikan Islam oleh Syekh Ismail al-Qadhi.

Sultan Al-Malik al-Zahir

Ia adalah putra Sultan Malik al-Saleh dan merupakan salah satu penguasa terakhir dari Kerajaan ini pada abad ke-15. Pemerintahannya ditandai dengan kemunduran dan kehilangan pengaruh kerajaan Pasai di kawasan Asia Tenggara.

Masa Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai

Masa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai terjadi pada abad ke-13 hingga abad ke-14 Masehi. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik al-Tahir, Pasai menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara. Pasai terkenal sebagai penghasil emas dan lada yang melimpah serta menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di kawasan tersebut.

Pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Saleh pada abad ke-14, Kerajaan ini  mencapai puncak kejayaannya. Sultan Malik al-Saleh memperluas pengaruh Pasai hingga ke wilayah-wilayah lain di Nusantara, seperti Malaka, Jambi, dan Palembang. Selain itu, Sultan Malik al-Saleh juga memperkuat kekuasaannya di Pasai dengan membangun benteng pertahanan dan menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur penting seperti jalan raya.

Masa kejayaan Kerajaan ini  di tandai dengan berkembangnya kebudayaan Islam di wilayah Indonesia, terutama di wilayah Aceh dan sekitarnya. Pasai menjadi pusat penyebaran agama Islam di kawasan Asia Tenggara dan menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam yang penting pada masa itu.

Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran dan runtuh pada abad ke-15 Masehi. Penyebab runtuhnya kerajaan samudra pasai adalah peperangan perebutan wilayah kekuasaan dengan kerajaan majapahit, melaka, dan aceh. Karena peperangan yang di alami kerajaan ini mulai krisis pemerintahan menyebabkan tidak stabilnya pemerintahan dan kelemahan dalam mempertahankan dari serangan musuh. Pada masa pemerintahan Sultan Al-Malik al-Zahir, kerajaan ini  menerapkan kebijakan pajak yang berlebihan yang menyebabkan rakyat menjadi tidak puas dengan pemerintahan. Kemunduran perdagangan rempah-rempah dan emas dari Pasai karena adanya persaingan dengan wilayah lain serta karena adanya jalur perdagangan yang baru melalui Selat Malaka.

Dalam sejarah Indonesia, Kerajaan Samudra Pasai di anggap sebagai salah satu kerajaan yang penting dalam penyebaran agama Islam dan perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia. Meskipun kerajaan ini mengalami kemunduran dan runtuh, pengaruh dan warisan budaya Islam yang di tinggalkan oleh Kerajaan ini tetap berlangsung hingga saat ini.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai hingga saat ini tidak terlalu banyak yang masih dapat dilihat, namun beberapa peninggalan tersebut di antaranya adalah:

  • Makam Sultan Malik al-Saleh

Makam Sultan Malik al-Saleh adalah peninggalan kerajaan samudra pasai yang hingga saat ini ada yang terletak di Desa Samudra, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Makam ini menjadi salah satu situs bersejarah yang masih dapat di lihat hingga saat ini.

  • Situs arkeologi

Terdapat beberapa situs arkeologi yang di tinggalkan kerajaanini yang hingga saat ini , seperti sisa-sisa bangunan, benteng, dan tembok yang di temukan di beberapa wilayah di Aceh.

  • Seni dan budaya

Beberapa seni dan budaya yang di tinggalkan samudra pasai yang hingga saat ini adalah tari saman, tari seudati, dan tari ratoeh jaroe yang berasal dari Aceh dan sekitarnya dipengaruhi oleh budaya Islam dari Kerajaan ini .

  • Ilmu pengetahuan dan kebudayaan

Kerajaan Samudra Pasai memiliki pusat pendidikan Islam yang penting pada masanya. Pendidikan dan kebudayaan Islam yang di kembangkan oleh Kerajaan ini mempengaruhi perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia hingga saat ini.

Meskipun tidak banyak peninggalan fisik yang tersisa dari Kerajaan ini , pengaruh dan warisan budaya Islam yang di tinggalkan oleh kerajaan ini tetap berlangsung hingga saat ini.

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA