Sejarah Kota Garut Dalam Bahasa Sunda

8 minutes reading
Friday, 17 Mar 2023 08:02 0 204 setiawan

Sejarah Kota Garut Dalam Bahasa Sunda – Candi tidak hanya ada di Jawa Tengah, tetapi juga di Jawa Barat. Salah satunya adalah Candi Kangkwang di Kampung Polo, di Garut yang asal usulnya masih menjadi tanda tanya.

Candi Kongkwang adalah candi Hindu yang dapat ditemukan di Kampong Polo, Kongkwang, Kecamatan Lilles, Garut. Pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti yang salah satunya bernama Uka Tjandrasasmita. Penelitian ini didasarkan pada laporan dalam buku-buku sejarah tentang patung Siwa dan makam Muslim di Bukit Kampung Polo.

Sejarah Kota Garut Dalam Bahasa Sunda

Cerita berawal dari rencana Sultan Agung untuk menyerang Bintan dan Pelumbang, namun pasukan Sultan Agung berhasil dikalahkan. Sultan Agung kemudian meminta bantuan Belanda, namun Belanda menolak permintaan tersebut. Secara khusus, dia meminta Agung menyerahkan Sultan Belanda. Permintaan Belanda membuat marah Sultan Agung. Setelah itu, Sultan Agung mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Batavia. Dipimpin oleh DIPATIUKUR dan TUMEGGUN BAUREKSO, pasukan Mataram menyerang Batavia. Serangan pertama ini gagal.

Mitos Kejantanan Pria Dan Sejarah Situ Sarkanjut Di Garut

Setahun kemudian, Sultan Agung kembali melancarkan serangan ke Batavia. Kali ini prajurit Mataram dipimpin oleh Bangdigan, Virajya, Virabaya dan Arif Muhammad. Serangan kedua ini juga gagal. Namun, Arif Muhammad dan sejumlah prajurit lainnya berhasil meloloskan diri hingga mencapai Desa Konkwang. Saat itu, masyarakat Desa Konkwang masih muda dan belum mengenal Islam. Masyarakat Kangkwang masih menganut kepercayaan animisme, dinamisme, dan Hindu. Setelah lama tinggal di Kangkwang, Arif Muhammad dan kawan-kawan ingin menyebarkan Islam di kalangan penduduk setempat. Karena prajurit Mataram ini baik dan perhatian, kehadiran mereka disambut baik oleh masyarakat Kongkwang dan orang-orang di luar Kongkwang.

Untuk mempromosikan penyebaran Islam di Kankwang, Arif Muhammad membangun masjid sederhana yang masih ada sampai sekarang. Untuk berwudhu, Arif Muhammad membangun sumur yang airnya berasal dari Sungai Sikabar, dan terakhir dibuatlah danau. Arif Muhammad dan sahabatnya tinggal di tengah danau bernama Kampung Polo. Bahkan ketika Islam menjadi pandangan hidup masyarakat Kangkwang, khususnya di Kampung Bulu, Arif Muhammad tetap menghormati adat dan tradisi masyarakat setempat. Misalnya, larangan bekerja atau berkunjung pada hari Rabu. Itu berlanjut hingga hari ini. Saat itu banyak vihara di Kangkwang yang bobrok dan tidak terawat. Pura tersebut akhirnya ditinggalkan atas persetujuan warga, mengingatkan mereka bahwa umat Hindu tinggal di sana. Ada versi lain bahwa dengan kesaktian Arif Muhammad tenggelam ke dalam tanah hanya dengan tangan kanannya dan candi dengan arca Siwa masih bertahan hingga saat ini. Arif Muhammad yang kemudian dikenal dengan nama Simbah Dalam Arif Muhammad memiliki tujuh anak, enam istri dan satu putra. Ketujuh anak itu, tiga di kiri dan tiga di kanan rumah adat. Sedangkan masjid tradisional dibangun sebagai simbol anaknya yang masih bisa dilihat hingga saat ini.

Menurut sejarah, Kelenteng Kang Kwang dibangun pada abad kedelapan. Dibangun pada abad ke-17, sedangkan Arif Muhammad dibangun pada abad ke-17. Zaman Kerajaan Sunda. Inilah ceritanya.

Putra mahkota Nagri Sunda bernama Niskala Vastu Kankana, dan ia diperintahkan untuk pergi ke wilayah Bayanya Jampang sebelum menjadi raja. Dia berkeliling dan datang ke Distrik Kangkwang, dan melihat orang-orang di sana sedang membangun candi Siwa, dan dia tidak setuju untuk membangun candi tersebut. Melihat wajah Kanchan, kepala desa Nakala Vastu bertanya, “Apa alasan Radan, candi ini lama sekali dibangunnya, dan sudah selesai. Putra mahkota Nageri Sunda sudah lama khawatir.” Aku sedang memikirkan sesuatu. Nikal Vastu berkata, “Menurut penglihatan batin saya, agama baru akan muncul di sini nanti. Agama ini akan menguasai daerah ini dan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak benar membangun kuil di tempat ini. Seharusnya agak jauh. jauh.” . Kankana sambil memejamkan mata.

Simpang Jalan Bahasa Sunda

Dari kisah Arif Muhammad yang berhasil menyebarkan agama Islam di Kecamatan Kampong Bulu, Kang Kwang, Kecamatan Lilis, Garut, dapat kita petik pelajaran bahwa persahabatan dan keluwesan dalam berhubungan dengan masyarakat adalah nalar. Kesediaan seseorang untuk menyebarkan ajaran Islam.

Kualitas ketahanan adalah kerendahan hati dan komunikasi yang baik. Seperti yang dikatakan dalam Al-Qur’an Surah Al-Furqan ayat 63: “Dan hamba-hamba Yang Maha Penyayang adalah mereka yang berjalan dengan rendah hati di bumi, dan ketika orang bodoh menyapanya, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” A 25, 63).

Selain itu, bersikap hormat kepada tamu, tidak mengganggu tetangga, berkata baik atau berdiam diri sudah menjadi ciri keseharian kehidupan sosial Arif Muhammad di Kampung Polo, Konkwang, Kecamatan Kaek. Lilis, taksi. Hebat saat itu. Dengan demikian, masyarakat saat itu dapat menerima apa yang dia khotbahkan.

Sebagaimana dinyatakan dalam hadits, Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, bersabda: “Dia yang percaya pada Tuhan dan Akhirat harus menghormati tamunya, dan dia yang percaya pada Tuhan dan Akhirat tidak boleh merugikan tetangganya.” Dan siapa yang beriman dengan nama Tuhan dan akhirat, maka dia akan berbicara dengan baik atau diam. Bukhori dan Muslim.

Sejarah Julukan Garut Gurilaps

Selain ramah dan mudah bergaul, kita juga harus menghormati adat dan tata krama masyarakat setempat, selama adat atau akhlak tersebut tidak bertentangan dengan prinsip hidup dalam ajaran Islam.

Dengan menghormati adat atau akhlak orang lain, kita akan dihormati dan dihormati sebagai pribadi dan sebagai seseorang yang akan menyebarkan dan mengajarkan ajaran agama baru kepada orang tersebut. Dan dikatakan dalam hadits lain: “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

Menurut sejarah yang turun temurun, Leuweung disebut-sebut sebagai tempat menghilangnya Raja Sancang Sulivangi, sehingga menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Di negeri Sulivangi ada seorang raja bernama Raja Sulivanji yang memerintah atas Padata. Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat. Dan Prabhu Salivangi adalah raja terkenal yang memiliki istri bernama Devi Kamalavangi. Ia dikaruniai seorang putri, Devi Rarsantang, dan dua putra, Raden Woontungsang dan Raden Knsantang, yang dikenal kuat dan kebal senjata apapun. Menurut riwayat, Raden Kiansan Tang masuk Islam dan tinggal di daerah Gudog hingga wafatnya dan dimakamkan di Pekuburan Gudog di Garut, Jawa Barat.

Alkisah, seorang wanita paruh baya bernama Nyai Bagendat tinggal di desa ini, yang adalah seorang janda. Seorang janda ditinggalkan dengan beberapa harta oleh kerabatnya yang telah meninggal yang meninggalkannya sebelum dia. Itu sebabnya mereka tidak memiliki anak, sehingga mereka tinggal sendiri di rumahnya sendiri. Dia sering takut dengan kekayaan yang dia miliki bahwa kekayaannya akan hilang dan dia akan jatuh miskin. Karena ketakutannya itu, Nyai Bagendath menjadi malang padahal dia adalah orang terkaya di desa lain. Selain keren, Bagendit juga orangnya sangat tidak ramah.

Bahasa Sunda Di Persimpangan Zaman

Komando Distrik Militer (CODEM) 0611 Garut Mananggal melakukan kerja bakti TNI di Desa Neglasari, Dusun 03 Desa Mekarsari Kecamatan Beongbong bersama masyarakat…

Taman air panas dan pondok merupakan salah satu daya tarik wisata pemandian air panas Ot Sinar Alam Darajat…

Pemerintah Kota Lubuklinggau berkunjung ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut terkait studi banding forum adat Kabupaten Garut. akting…

Jalan menuju objek Akes Kalan dilayani oleh angkutan umum dengan lebar 2-4 meter dan kualitas jalannya kurang baik. Kampung Dokoh merupakan kampung dengan lingkungan alam berlandaskan budaya religi yang kuat. Kampung Dakoh adalah cara hidup masyarakat, berdasarkan mistisisme tasawuf. Basis budaya ini memengaruhi susunan fisik kota dan adat istiadat masyarakat. Masyarakat desa Al-Dakwa menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman ini mempengaruhi konstruksi bangunan di desa Al-Daqwa yang dinding dan langit-langitnya tidak dilapisi ubin dan digunakan jendela kaca. Pasalnya, apapun yang berbau kemewahan akan menimbulkan lingkungan sosial yang tidak menyenangkan, yang merupakan salah satu aturannya.

Peran Prabu Kian Santang Dalam Menyebarkan Islam Di Tatar Sunda

Semua perangkat elektronik yang diyakini menyebabkan kerusakan dilarang di negara ini. Peralatan makan yang dianjurkan terbuat dari pohon seperti bambu, batok kelapa, dan kayu lainnya. Bahan ini dipercaya lebih memberikan manfaat ekonomi dan kesehatan karena bahan tidak berkarat dan mudah pecah.

Berada di ketinggian ± 390 mdpl, dengan luas ± 5 hektar. Dalam cerita adat yang diyakini masyarakat setempat, Syekh Abdul Jalil disebut-sebut sebagai pendiri Kampung Dakoh.

Menurut legenda, nama Dukoh berasal dari bahasa Sunda yang artinya tuko (tegas, patuh, tabah), patuh dan sangat patuh dalam mempertahankan apa yang menjadi miliknya, atau mengikuti tradisi yang diwarisi dari nenek moyangnya. Menurut penuturan Luqman al-Hakim (2006), juru kunci Kampung Dokoh (Kansan), istilah desa adalah padukukhan atau dusun = kalik = sat. Jadi padukuhan sama dengan bakalikan atau analgesik.

Kampung Dukuh merupakan cluster perumahan yang terdiri dari beberapa lusin rumah yang terletak di lereng tanah. Setiap tingkat berisi deretan rumah yang membentang dari barat ke timur. Rumah-rumahnya hampir berdekatan, sehingga jalan desa ditata berupa jalan setapak di antara rumah-rumah warga. Kota Dokoh terdiri dari dua kawasan pemukiman, Dokoh Bawah (Dokoh Landoh = Bawah) dan Dokoh Dalam (Dokoh Tongjuh = Atas). Selain Dakota Loire dan Dakota Dalam, ada distrik lain yang disebut Tanah Kroma (Tanah Suci). Di dalam dasar Tanah Koroma adalah Makam Koruma (Kuburan Suci). Ketiga area ini dipagari.

Panduan Tips Pergi Liburan Ke Samarang

Dukho Dalam terdiri dari 42 rumah yang memiliki kesamaan bentuk, tinggi dan bahan bangunan. Jumlah ini tetap karena tidak ada lahan kosong yang bisa digunakan

Sejarah kota bandung dalam bahasa sunda, masakan sunda garut, lagu sunda garut, sejarah kerajaan pajajaran dalam bahasa sunda, sejarah sunda dalam bahasa sunda, artikel dalam bahasa sunda, sejarah garut kota intan, sejarah kota bogor bahasa sunda, sejarah kota garut, umbi garut dalam bahasa sunda, maaf dalam bahasa sunda, sejarah kota bekasi dalam bahasa sunda

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA