Sejarah Kota Ende Flores Ntt

8 minutes reading
Tuesday, 28 Mar 2023 05:01 0 183 setiawan

Sejarah Kota Ende Flores Ntt – Mengetahui kota Andes sebagai tempat lahirnya Pancasila, sejarah menunjukkan bahwa setiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesia merayakan hari lahir Pancasila sebagai dasar negara.

Sebelum disahkan sebagai dokumen nasional, Bapak Iyer Soekarno terlebih dahulu memaparkan proses pembukaan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 pada rapat kelompok penelitian untuk persiapan kemerdekaan Indonesia yang dibutuhkan Indonesia. inilah dasar negara yang menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Namun jika menilik sejarahnya, lahirnya Pancasila berawal dari perjuangan panjang Bapak Ir Soekarno sebagai pengungsi di kota Kabupaten Ande di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur.

Sejarah Kota Ende Flores Ntt

Tidak banyak yang diketahui tentang kota Ande. Kota ini memiliki luas hanya 2.067 kilometer persegi dan berpenduduk sekitar 238 ribu jiwa, kota ini memiliki sejarah penting bagi masyarakat Indonesia.

Pelabuhan Ende Dalam Perdagangan Di Nusa Tenggara Pada Abad Ke 19

Kehadiran Bapak Ir Soekarno di kota Ande memang tidak disangka-sangka. Karena sejarah menunjukkan bahwa pada tanggal 28 Desember 1933, Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jong, mengumumkan pemberhentian Ir Soekarno. Saat ini, Bapak Ir Soekarno dan istrinya Ny. Ingit Gernasih, Ratna Juami (lahir putri), dan ibu mertuanya, Ny. MC, berangkat dari Surabaya menuju Flores dengan KM van Riebeek. Setelah menempuh perjalanan selama delapan hari, mereka tiba di pelabuhan Ende atau yang lebih dikenal dengan pelabuhan Ipi. Dan sejak tahun 2014, nama stasiun tersebut diubah menjadi stasiun Bung Karno.

Sesampainya di Ande, Bpk. Ir Soekarno dan keluarganya menginap di markas Belanda yang saat ini menjadi markas polisi militer. Namun menurut cerita Pak Safrudin, penanggung jawab tempat pengasingan Ir Soekarno, Ande menemukan sebuah rumah di Ir Soekarno setelah seminggu, setelah berbicara dengan pemilik rumah, Pak Haji memberikan sumbangan. Seperti Sokarno. Akhirnya Ir Soekarno dan keluarganya menetap di sebuah rumah di kampung Ambugaga, kampung Kotaraja milik Haji Abdullah Amburao. Di rumah inilah Ir Soekarno dan keluarganya menghabiskan empat tahun sejak 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Rumah tempat Bpk. Ir Soekarno dan keluarganya berada di Jalan Perwira yang tidak terhitung. Kawasan itu juga berada di antara rumah-rumah beberapa warga. Sebuah rumah sederhana terdiri dari ruang tamu, ruang tamu, dan tiga kamar tidur. Saat ini, rumah tersebut tetap seperti semula, meskipun pemda telah merenovasinya pada tahun 2012 dan diresmikan oleh mantan Wakil Presiden Bpk. Boediono, pada 1 Juni 2013 bersamaan dengan lahirnya Pancasila. Beberapa barang peninggalan Bung Karno masih dipertahankan seperti tempat tidur, pakaian, biola, tongkat jalan, lampu minyak, lampu tekan, besi, alat makan dan alat masak. Sebagian lukisannya masih terpajang di dinding rumah, dan sebagian koleksi bukunya disimpan di balkon rumah. Dan kini rumah tersebut telah menjadi tujuan para wisatawan yang berkunjung ke kota Andes.

Meskipun dia diasingkan ke Andes, Tn. Ir Soekarno disaksikan oleh Bpk. Ir Soekarno dari Belanda. Menurut catatan sejarah selama pengasingannya, Pak Ir Soekarno berpikir lama tentang sebuah taman di dekat pengasingan dan di depan taman tersebut terdapat sebuah pelabuhan yang dikenal dengan nama Pelabuhan IP.

Keuskupan Agung Ende

Taman ini terletak di Desa Rukan Lima atau 700 meter dari rumah Bpk. Ir Soekarno. Di taman ini terdapat pohon sukun dengan lima cabang. Dan kebetulan di tempat inilah Pak Ir Soekarno mengaku mendapat inspirasi dan pemikiran dari ideologi Pancasila yang masih digunakan di negara kita. Siapa sangka pohon sukun memiliki nama latin

Hal ini terkait dengan Pancasila, dasar negara Republik Indonesia. Bukan sekedar pohon sukun, karena yang diasosiasikan dengan Pancasila adalah pohon sukun di Kerajaan Ande Nusa Tenggara Timur.

Dari hasil pemikirannya ditemukan asal usul gagasan negara, yang setelah 11 tahun berdiri BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi Inn, Jalan Pejambon 6, Jakarta. ujarnya dalam pertemuan yang kini dikenal dengan nama Gedung Pancasila itu. Pohon sukun bercabang lima itulah yang menginspirasi Ir Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, untuk menciptakan lima sila yang sekarang dikenal sebagai Pancasila atau Dasar Negara Republik Indonesia.

Tn. Ir Soekarno memberikan penjelasan singkat tentang lima rukun Islam dan lima jari. Setelah lima Jalan dan lima karakter Pandawa. Maka Ir Soekarno membuat rumus lima bilangan. Namun pendapat tersebut tidak serta merta diterima, karena dibentuk kelompok untuk meninjau ulang keputusan Bapak Ir Soekarno yang terdiri dari Bapak Mohammad Hatta, Bapak A.A. Banyak, Pak. Abikusno Jokrosojoso, Bpk. Abdulkahar Muzakir, Bpk. Agus Salim, Bpk. Ahmad Sobardjo, Bpk. Wahid Hasim dan Bpk. Mohamed Yameen. Namun dengan bantuan seorang sahabat yang ahli bahasa, sistem itu diubah menjadi Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara hingga saat ini. Panka yang berarti lima dan Sila yang berarti prinsip.

Fakta Menarik Tentang Ende, Tempat Tercetusnya Nama Pancasila

Saat ini taman tersebut dikenal dengan Taman Refleksi Bung Karno atau lebih dikenal dengan Taman Refleksi Pancasila. Saat kami ke taman, pohon sukun bercabang lima ini masih bayangan patung Sri Ir Soekarno yang sedang duduk bermeditasi memandang ke laut. Pohon sukun yang sekarang dikenal sebagai pohon Panaxilla ini ditanam pada tahun 1981, sedangkan pohon aslinya tumbang pada tahun 1960. Dan sekarang Taman Refleksi Soekarno digunakan untuk berbagai kegiatan seni dan budaya yang dikunjungi wisatawan.

Juga, sejarah menunjukkan bahwa pada tahun 1938, setelah Mr. Soekarno mengakhiri pengasingannya, ia dibawa dari Ende ke Bengkulu. Dan pada tahun 1951, Tn. Ir Soekarno kembali ke Andes untuk pertama kalinya setelah menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Dalam kunjungannya, ia menyampaikan harapannya untuk melihat rumah pengungsi berubah menjadi rumah bersejarah. Pada kunjungan keduanya pada tahun 1954, G.I.R. Soekarno meresmikan rumah tersebut sebagai “Rumah Sejarah”. Rumah pengungsi tersebut kemudian ditetapkan sebagai Situs Warisan Nasional melalui UU No. 285/M/2014 tanggal 13 Oktober 2014. Konsep Pancasila erat kaitannya dengan masa pengasingan Bung Karno di kota tersebut. , Nusa Tenggara Timur. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manperkraft), Sandiaga Uno, mempromosikan tanda-tanda sejarah kota melalui Instagram pribadinya.

“Bang tinggal di Andes selama 4 tahun Karno, konon di sini dia menjadi inspirasi, memberikan ide dan pemikiran tentang keragaman dan suku bangsa, khususnya dalam perencanaan dasar negara, yakni Panaxilla,” ujar Menperecraf. Akunnya @sandiuno, Kamis (2/12/2021).

Selain di rumah pengungsi empat tahun Bung Karno di Kota Ande, ada juga pohon roti yang disebut pohon pancasila, kata Sandiaga.

Toko Buku Online Daon Lontar: Sejarah Kota Ende

Bung Karno diasingkan ke Ande, Pulau Flores sejak 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938, menurut berita berdasarkan situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Disebutkan dalam laman sistem pendaftaran cagar budaya nasional, migrasi itu bermula pada rapat politik di Jakarta pada 1 Agustus 1933 di rumah Muhammad Husni Thamrin.

Komisaris polisi menangkap Soekarno saat keluar dari rumah Husni Thamrin. Bang Karno diasingkan selama delapan bulan tanpa diadili.

De Jong, Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Hindia Belanda, akhirnya mengusulkan pengusiran Bung Karno pada 28 Desember 1933. Saat itu diputuskan bahwa Ende akan diasingkan saat Soekarno berusia 32 tahun.

Destinasi Wisata Alam Di Ende Yang Wajib Kamu Kunjungi

Selama empat tahun pengasingan, Soekarno tinggal bersama istrinya, Ingit Gernasih, ibu mertuanya MC, dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika. Rumah pengungsi menempati rumah Haji Abdullah Ambuwaru.

Selama masa pengasingan ini, Bung Karno menganggap berdirinya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, sebagaimana diberitakan dalam berita. Saat dia sedang berpikir di bawah pohon yang memar, dia mendapat ide atau wahyu.

Soekarno rupanya mendapat ide dari kelima dahan pohon tersebut. “Di kota ini saya menemukan lima mutiara, di bawah pohon roti ini saya bermeditasi tentang nilai-nilai luhur Pancasila,” kata Bung Karno kala itu. Inilah kisah di balik Kota Ande yang dijuluki Kota Pancasila.

Empat tahun sembilan bulan empat hari setelah Bung Karno diasingkan ke Ande, pada 18 Oktober 1938 dikembalikan ke Bengkulu.

Tempat Wisata Di Ende Ntt, Wisata Sejarah Ke Museum Bung Karno

Kemudian pada tahun 1951, presiden pertama Indonesia kembali mengunjungi Ande. Saat itu, ia bertemu dengan Haji Abdullah Ambuwaru dan mengutarakan niatnya untuk menjadikan rumahnya sebagai museum pengungsi.

Bung Karno biasa duduk beberapa jam di bawah pohon sukun di kota pengasingannya. Dalam buku khusus Bung Karno disebutkan bahwa beberapa murid Soekarno, seperti DJ Bara dan lainnya di Ande, mengatakan bahwa pada Jumat malam ada acara meditasi untuk presiden pertama Republik Indonesia.

Pohon Sukun menghadap ke laut di Pantai Ende dan hanya berjarak 700 meter dari penginapan. Namun, pohon aslinya tumbang pada tahun 1970-an. Ini adalah ceramah yang menginspirasi oleh seorang saksi sejarah kota Andes. Lembaran Sejarah Nasional ini awalnya ditulis ketika Bung Karno menghabiskan empat tahun di pengasingan di sebuah desa nelayan di kota Ande.

Kota Ande terletak di selatan Pulau Flores dan merupakan ibu kota Kabupaten Ande. Asal usul nama Kota Ande diyakini berasal dari kata ini

Marsel Natar: Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Patung Pelajar Di Kota Ende?

, yaitu nama sejenis sutera dengan motif bunga. Teori lain menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari kata Ande

Ada dua klan utama dalam komunitas Ande, Ande dan Leo. Aslinya, suku Singa tinggal di daerah pegunungan, sedangkan suku Ande tinggal di pantai selatan. Suku Leo mayoritas beragama Kristen Katolik sedangkan suku Ande menganut agama Islam karena dipengaruhi oleh para pedagang dari Sulawesi.

Tiga gunung sekaligus mengelilingi kota, yaitu Gunung Iya, Gunung Meja, dan Gunung Wongae. Ketiganya terangkum dalam sebuah legenda, tentang seorang wanita cantik bernama Iya yang diperebutkan oleh dua pemuda, Meja dan Wonge. Menurutnya, Meja digambarkan sebagai pemuda tampan sedangkan Wonge berwajah jelek. tak layak

Hotel flores ende, hotel di ende flores, ende flores, hotel flores mandiri ende, flores ende ntt, kota ende flores ntt, foto kota ende flores, kota ende flores, lagu ende flores ntt, kabupaten ende flores ntt, flores ntt, ende flores ntt indonesia

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA