Sejarah Kota Depok

8 minutes reading
Tuesday, 28 Mar 2023 10:01 0 151 setiawan

Sejarah Kota Depok – Menelusuri sejarah Kota Depok tidaklah sulit. Tanda kelahiran dan perkembangan kota ada di seberang jalan raya. Tapi soal menikmatinya adalah soal lain, kondisinya tidak berubah, tidak diperhatikan, selebihnya tidak diurus.

Jika kita memasuki Kota Depok dari Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Kemudian kami akan menjemput dari Kampung Pondok Cina. Singgah sejenak di Margo City Mall yang terletak di dekat The Margo Hotel Depok.

Sejarah Kota Depok

Tepat di belakang hotel terdapat lantai seng di sekitar bangunan tua. Itu (yang tersisa dari) rumah gubuk Cina.

Smk Negeri 1 Depok

Rumah gubuk Tionghoa ini memiliki beberapa bagian. Teras dan halaman dibangun dengan gaya Eropa. Gaya tengah dan belakang dipertahankan dengan atap genteng. Namun kini tinggal teras dan ruang depan yang tersisa di belakang hotel.

Rumah ini menjadi bagian penting ketika pada tahun 1705 Cornelis Chastelein membangun sebuah peternakan di daerah antara Batavia dan Buitenzorg. Tanah itu 5 kilometer selatan rumah pondok Cina.

Orang Cina Batavia biasa berjualan di ladang ini. Tapi Chastain melarang mereka untuk tinggal dan tidur. Setelah itu, mereka akan menyewa penginapan untuk tinggal di dekat tempat itu.

Setelah berhenti di China Hut, lanjutkan ke selatan melalui tiga lampu lalu lintas. Lalu belok kiri hingga sampai di Jalan Pemuda yang merupakan kawasan Depok Lama.

Slb Negeri Kota Depok

Deretan rumah di sepanjang Jalan Pemuda adalah bekas kediaman Chastelen. Banyak bangunan kolonial yang tersisa, beberapa digunakan sebagai sekolah, kantor atau tempat tinggal.

Dulu Chastelain mengelola pertanian di daerah ini, mengirimkan 200 budak dari Sulawesi, Bali, Timor, dll. Depok yang tadinya hanya kota kecil menjadi ramai. Budak dan warga negara hidup bersama.

Ketika dia meninggal pada tanggal 28 Juni 1714, Chastelein membebaskan semua budaknya. Beberapa yang masuk Kristen mewarisi tanah tersebut, sementara yang lain hidup rukun dengan penduduk setempat.

Bukan hanya Chastelein yang pindah ke Depok saat itu. Di sisi timur, di ujung Jalan Raya Bogor, tampak bangunan tua bergaya India di balik menara radio RRI.

Sejarah Dan Perkembangan Terminal Bus Jatijajar Depok

Rumah itu dulunya milik janda Gubernur Jenderal VOC, Adriana Johanna Beik. Arsitek J. Smith merancang bangunan itu. Ini menggabungkan kemewahan gaya arsitektur Louis XV dan gaya tropis dengan atap lebar dan tinggi.

Selain itu, dekorasi heraldik dari potongan kayu menunjukkan posisi bunga sebagai simbol keluarga. Rumah Adriana diyakini sebagai pendahulu dari rumah pertama yang dibangun di India.

Kehadiran rumah ini menjadi pembuka di sisi lain Depok yang masih berupa gurun pasir di antara perkampungan Betawi. Rumah ini menjadi persinggahan Belanda yang ingin pergi dari Batavia ke Buitenzorg atau sebaliknya.

Properti Johanna termasuk satu hektar tanah di sekitar rumah. Perkembangan ekonomi membuatnya membangun Pasar Cimanggis (sekarang Pasar Pal), satu kilometer jauhnya.

Alun Alun Depok, Pusat Kegiatan Masyarakat Yang Instagramable

Tiga lokasi pembangunan bersejarah di Depok kini menjadi lokasi strategis. Chinese Cottage House telah menjadi bagian dari pusat bisnis. Bekas kediaman Chastelein telah menjadi ruang pendidikan, perumahan, dan kantor.

Sedangkan Rumah Cimanggis terletak di ujung Jalan Raya Bogor. Akibat pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), rumah ini terancam hancur. Meski sudah aman, kondisinya masih memprihatinkan.

Harga dan nilai bangunan tidak pernah dipertimbangkan dalam kebijakan apapun. Misalnya, ketiga gedung ini menjadi cikal bakal Depok menjadi kota campuran. Chastelaine dan Adriana membawa orang-orang dari luar Depok untuk hadir dan hidup bersama.

Depok adalah kota yang bebas dan berkelimpahan. Namun tiba-tiba ada Rancangan Perda Penyelenggaraan Kota Religius (PRK). Aturan ini justru menjadi batasan kebebasan dan keberagaman.

Ini Sejarah Singkat Awal Mula Berdirinya Gpib Immanuel Depok

Ini hanya satu contoh, ada banyak undang-undang yang tidak biasa atau kebijakan lain oleh pemerintah kota terkait dengan perencanaan kota, pembangunan kota, dll.

Seorang aktivis sejarah pernah berkata: “Bangunan tua dianggap tempat yang romantis. Mereka tidak melihat proses dan harga, jadi Depok. Depok Indonesia merupakan salah satu lokasi satelit DKI Jakarta. Sebagian besar penduduk pergi ke ibukota untuk melakukan beberapa pekerjaan. Namun, meski sudah lama tinggal di sana, masyarakat Depok terkadang masih belum mengetahui asal muasal nama kota di Jawa Barat ini. Jika Anda salah satunya, maka artikel ini cocok sebagai bahan bacaan.

Seperti dilansir mohammadidris.id, mengulas bagaimana nama Depok bisa melekat pada kota ini harus dilihat dari beberapa sudut yang berbeda. Kesan pertama datang dari masa pemerintahan Pajajaran (1037-1579). Telusuri persamaannya, nama ini muncul karena Prabu Siliwangi berdiri di wilayah kekuasaan Bej. Saat itu Prabu Siliwangi terkagum-kagum melihat daerah Depok dan senang hidup bebas di daerah dekat Kali Kilivung. Karya ini diyakini sebagai asal kata Depok, mengingat Raja Siliwangi hidup dengan metode ‘depok’ yang sangat populer di kalangan orang Melayu.

Ide kedua berasal dari masa Kesultanan Banten. Saat itu Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purba sedang menuju Sirebo melalui jalur di Kota Depok bersama rombongannya. Namun, saat rombongan istirahat di Beji, salah satu pengikut Pangeran Purba, Embah Raden Wujud, memutuskan untuk tetap tinggal.

Begini Asal Usul Julukan Orang Belanda Depok, Jangan Salah Kaprah!

Alasan Embah Raden Wujud menetap adalah karena ingin menyebarkan agama Islam di daerah tersebut dengan mendirikan sebuah cagar alam. Itulah sebabnya Kesultanan Banten menyebut tempat ini tempat Depok, berasal dari kata “Padepokan”.

Gagasan ketiga berasal dari masa penjajahan Belanda dan terkait erat dengan resminya pembangunan Kota Depok. Saat itu, Cornelis Chastelain, mantan pejabat VOC, membeli tanah dari Mampang ke Depok Lama.

Saat menjadi pemilik tanah, Chastelein juga bekerja sebagai misionaris dan menyebarkan agama Kristen di wilayahnya. Ia kemudian mendirikan gereja bernama De Eerste Protestant Organizatie Kerk (Organisasi Pertama Gereja Protestan) atau disingkat DEPOK.

Pendirian resmi Depok seperti yang kita kenal sekarang memiliki tembok merah pada 18 Mei 1696. Lebih tepatnya, saat Cornelis Chastelein membeli sebidang tanah dengan luas 12,44 kilometer persegi. Saat itu, 6 persen dari luas Depok saat ini digunakan untuk bertani, mempekerjakan penduduk asli.

Orang Depok Zaman Dulu… Ngomong Pakai Bahasa Belanda

Hingga tahun 1700-an, sebagian besar keluarga yang tinggal di daerah Chastelain adalah budak. Namun, sesaat sebelum kematian orang Belanda itu, ia menulis surat wasiat yang menjelaskan bahwa keluarga budak Depok dibebaskan. Selain itu, mereka juga diberi status sebagai pemilik Chastelein yang membagi tanahnya antar keluarga.

Menurut The Jakarta Globe, saat itu ada 12 keluarga yang mendapat gelar Mardijker (merdeka). Mereka termasuk keluarga dengan nama keluarga Bacchus, Isaac, Jacob, Jonathan, Joseph, Lawrence, Leander, Loen, Zadoch, Samuel, Soedia, Tollens. Banyak keluarga inilah yang akhirnya menciptakan nama “Belanda Depok” karena menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa penggunaan atau pembelajaran mereka. Beberapa keluarga tersebut mampu mengembangkan daerah Depok dan hal ini menyebabkan pemerintah kolonial Belanda memberikan hak kemerdekaan atas daerah tersebut pada tahun 1871. Depok juga diperbolehkan membentuk sistem kepengurusan sendiri yang dipimpin oleh seorang ketua.

Namun ketika perang kemerdekaan pecah di Indonesia, Depok porak-poranda karena banyak warganya yang tewas. Berdasarkan informasi dari situs Depok.nl, setelah melihat kondisi perang, banyak dari 12 keluarga asli Depok yang mengungsi ke Belanda dan memutuskan tinggal di sana. Setelah kemerdekaan, Depok Indonesia juga direvisi. Tepatnya pada tahun 1952, ketika kepresidenan Depok dihapuskan dan kendali daerah diberikan kepada pemerintah pusat.

Pada bulan Maret 1982, Depok dimasukkan sebagai bagian dari Kabupaten Bogor. Namun, pada 20 April 1999, Depok bergabung dengan beberapa wilayah di Kabupaten Bogor menjadi kota mandiri dengan luas 200,29 kilometer persegi. Sejak itu, kota Depok di Indonesia resmi berdiri dan hari itu ditetapkan sebagai hari jadinya.

Pdf) Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri Dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789… · Aisyiyah Kota Depok: Sejarah Berdiri Dan Kontribusinya Dalam Bidang Sosial, Budaya

Kelanjutan inspirasi dari hobi tersebut tampaknya menjadi penjelasan yang baik untuk karakter atlet off-road Tanah Air, Sudirman Arsyad.

Melalui kampanye BerKah Ramadhan, berbagai promosi dilakukan untuk mendukung konsumen menyambut bulan suci yang akan datang.

Penggemar musik awal tahun 2000-an diundang untuk menghidupkan kembali hits Samsons, Yovie & Nuno dan D’Masiv di acara JCW 2023.

Untuk mendukung muslim milenial menggunakan produk syariah, Astralife meluncurkan produk Flexi Life Protection Syariah di ruang digital. Tak hanya itu, ada juga seorang ibu yang khawatir dan mungkin akan berpisah dengan netizen setelah tuduhan tak berdasarnya viral di media sosial.

Menelusur Sejarah Muhammadiyah Depok

Sejak kejadian tersebut, ada netizen yang membuat rangkaian acara yang berlangsung di Depok. Mulai dari kelahiran penyanyi dangdut Ayu Ting Ting hingga kejadian misterius di Depok.

Selain itu, Depok dulunya merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor, dan pada 27 April 1999 berstatus kota. Namun, kita masih bisa menemukan bangunan bersejarah dengan arsitektur Belanda. Kawasan ini disebut Kawasan Depok Lama.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa situs konstruksi bersejarah yang masih utuh di kawasan Depok Lama pada Minggu (2/5/2021).

1. Tugu Cornelis Chastellain yang terletak di halaman depan Rumah Sakit Harpan Depok. Monumen ini dibangun pada tahun 1914 pada masa pendudukan Belanda.

Kampanyekan Keberagaman, Masyarakat Sipil Depok Napak Tilas Sejarah

3. SDN Pankoran Bagian 2, gedung ini berada di area yang sama dengan RS Harappan. Cornelis Chastelin menggunakan gedung ini sebagai tempat melatih para pekerja budaknya.

4. GPIB Emmanuel, gereja ini dibangun pada tahun 1714. Pada awalnya bernama Jemaat Kristen, yang akhirnya berganti nama menjadi GPIB Emmanuel.

5. Jembatan Panus, dulunya merupakan penghubung utama antara Depok dan Bogor. Jembatan ini dibangun pada tahun 1917 oleh Stephanus Leander.

6. Dar Cimanggis, dahulu kediaman istri Gubernur Jenderal VOC Robertus Van Der Parra. Ini adalah situs RRI

Merancang Kawasan Wisata Warisan Depok Lama

Logo kota depok, kota depok, wisata di kota depok, perumahan di depok kota, sejarah kota, hotel di kota depok, loker kota depok, sejarah depok, lambang kota depok, lowongan kerja kota depok, sejarah kota depok dalam bahasa sunda, peta wilayah kota depok

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA