Sejarah Kota Cimahi

7 minutes reading
Thursday, 23 Mar 2023 00:01 0 203 setiawan

Sejarah Kota Cimahi – Kota adalah hasil budaya dan karya manusia. Jauh sebelum Cimahi berdiri seperti yang kita lihat sekarang, Kota ini memiliki banyak cerita dan sejarah panjang. Arti sebenarnya dari kata Cimahi adalah ‘cukup air’. Mungkin tidak diketahui atau terdokumentasi bahwa sebelum perubahan nama di Cimaha awalnya disebut Cilokotot, yang berarti ‘rawa’. Kapan dan mengapa nama itu berubah dari Cilokotot menjadi Cimaha?

Dalam catatan sejarah Priangan, khususnya Bandung Tempo Doeloe, tidak lepas dari peran sejarah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1810, saat menerima perintah Napoleon Bonaparte untuk membangun jalan sepanjang 1000 km dari Anyer hingga Panukan. . Secara politis, pembangunan Jalan Raya Posa dimaksudkan untuk memindahkan pusat pemerintahan Tatar Ukur yang saat itu berada di bawah kabupaten. Wiranatakusumah II, dahulu di Krapyak (sekarang disebut Dayeuh Kolot), ke utara di Jalan Raya Pos. Demi kepentingan ekonomi VOC, pembangunan Jalan Raya Pos dapat mempermudah akses transportasi ke lahan pertanian dari Priangan ke Batavia melalui jalan Cimahi, Padalarang, Rajamandala dan Cianjur.

Sejarah Kota Cimahi

Jalan Raya Cimahi yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Amir Machmud merupakan jalan yang melewati proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer – Panarukan.Bisa dibayangkan bagaimana masyarakat Priangan pada saat itu bekerja membuka hutan dan membangun jalan pegunungan di kawasan Priangan pada tanggapan Gubernur Daendels ingin menghubungkan jalan pegunungan antara Cianjur dan Sumedang.Jumlah korban yang meninggal akibat kerja paksa ini belum bisa kami perkirakan.

Kalapas Sukamiskin Tak Tahu Soal Penangkapan Eks Walkot Cimahi

Mempertimbangkan topografi dan permukaan daratan Cekungan Bandung Purba sebagai akibat dari perubahan evolusi alami yang berlangsung selama jutaan tahun. Besar kemungkinan secara geomorfologi proyek Jalan Raya Pos yang digagas Daendels hanyalah perpanjangan dari jalan yang sudah ada. Karena itu jauh dari kerajaan awal di jalur Tatar Sunda yang berkembang. yang diyakini ada Bupati Jenderal Daendels hanya memperkuat jalur.

Diterjemahkan dari Atja dan Ekadjati, sekitar abad ke-5 terjadi penularan dari daerah Kendan yang terletak di Nagreg, daerah tenggara Bandung.Pada saat itu Raja Tarumanegara, Sri Maharaja Suryawarman, memberikan daerah Kendan kepada Resi Guru. Manikmaya menjadi ratu di Kendan, bagian dari kerajaan Tarumegara, bersama ratusan budak dan tentara bersenjata serta warga.

Selama masa epidemi besar Kami membayangkan kereta Resi Guru Manikmaya dan keluarganya yang bersenjata lengkap, masyarakat dan prajurit berjalan dan mengendarai kereta. Berjalan bergandengan tangan melewati padang pasir dan melintasi pegunungan alami di antaranya Ibukota Kerajaan Tarumanegara Itu terletak di pantai utara Jawa Barat di daerah yang dikenal sebagai Bandung. menurut sejarah Konvoi harus melewati dataran rendah dan medan yang landai.

Cara terbaik untuk prosesi menuju Dataran Bandung yang terletak di tengah Pegunungan Priangan adalah dengan pergi ke lembah di antara dua gunung berapi. Konvoi itu seharusnya melakukan perjalanan ke selatan melalui Bogor. kemudian ke Sukabumi di lembah-lembah di kaki Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, lalu menyusuri jalan yang ada dan kemudian ditempati.

Cimahi Tempo Dulu

Iring-iringan kemudian berbelok ke timur menuju Cianjur di kaki selatan Gunung Gede Pangrango, dari Cianjur menuju Bandung Cisokan dan Citarum (mungkin nama Citarum diambil dari Tarumanegara) dimungkinkan setelah melewati Padalaranga. Rombongan akan menuju ke timur menyusuri perbukitan utara Bandung melalui jalan landai menuju Cileunya melewati Cimahi dan sekarang Kota Bandung Dari Cileunyi rombongan Manikmaya berbelok ke selatan menuju Nagreg menyusuri Gunung Geulis dan Gunung Canggak

Kemudian pada abad ke-13, jalur yang sama digunakan dan dibuka kembali oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Dandels dan pasukan kolonialnya untuk mengerahkan masyarakat Priangan untuk membangun Jalan Raya Posa dengan tujuan Mempermudah distribusi hasil bumi pertanian Priangan. dan produk Jawa. Demi kepentingan ekonomi Belanda, Daendels mengambil jalan raya antara Padalaran, Cimahi, Bandung, Cileunyi dan langsung menuju inti Sumedang terus ke timur menuju Jawa Barat di antara peluit peluru dan deru jet tempur di udara. Antara teriakan kemenangan dan lautan air mata kepedihan Perang masih merupakan tragedi yang menyakitkan. Kehebatan dunia yang dirusak oleh perang. Selain bau mesiu, kematian dan kerugian yang tidak perlu. juga menyimpan daftar kisah memilukan kesedihan yang belum selesai Atau bahkan mengubahnya menjadi romansa sejarah yang tak kalah lucunya.Dalam upaya menangkap semua rasa yang berbeda, Sahabat Tjimahi Heritage Trail kembali mengadakan acara Jelajah Kota Tua Cimahi pada tanggal 30 Agustus.Dibangun pada tahun 2015 untuk memperingati peristiwa gencatan senjata yang Bertempat di Cimahi, peristiwa ini merupakan rangkaian peristiwa bersejarah dari Bandung Lautan Apija pada tahun 1946. Jejak Peninggalan Tjimahi ketiga mengangkat tema tersebut.

Dimulai dari titik temu di Taman Alun-alun, peserta juga akan mengunjungi titik-titik pertempuran sengit di Cimahi: Alun-alun – Simpang Tagog – Jalan Margaluyu (Area Kandang Uncal) – Jalan Babakan – Jalan Pecinan Pasar Atas dan berakhir lagi di Taman Masjid Raya Alun-alun.

Sebagai kota garnisun Cimahi memiliki sejarah panjang sejak zaman kolonial. Masa Pendudukan Jepang sampai era Perang Revolusi Tanda-tanda masa itu masih bisa ditemukan berupa bangunan-bangunan tua sebagai bukti bahwa Cimahi adalah kota kuno dan bersejarah, namun kisah-kisah heroik tersebut seolah hampir terlupakan. karena dibayangi oleh kisah-kisah besar sejarah perjuangan bangsa seperti peristiwa kebakaran bandung Juga dikenal sebagai Insiden Laut Api Bandung. pada Maret 1946, atau peristiwa di mana bendera merah putih digantung di atap Gedung Denis pada Oktober 1945, ini sangat masuk akal. Karena banyak buku tentang peristiwa ini dari berbagai sumber dan sudut pandang, meskipun Cimahi tidak membangun monumen untuk mengatur pertempuran, seperti 10 fragmen bergaya yang tersebar di berbagai titik pertempuran. Di Kota Bandung, untungnya Cimahi sebentar lagi akan mendapatkan buku sejarah pertempuran hasil inisiatif para pecinta laga, sebuah cerita yang ingin saya terbitkan buku sejarah pertempuran Cimaha .

Cimahi Bersiap Jadi Destinasi Wisata Militer

Disusun oleh SM.Arief akan disajikan dalam bentuk buku. Dari buku ini, titik terang sejarah pertempuran yang terjadi di Cimahi akan segera terungkap.

Pada bulan Maret 1946, Tentara Sekutu memberikan ultimatum kepada Tentara Rakyat Indonesia untuk meninggalkan Bandung. menyebabkan lautan api di bandung Tujuan evakuasi dari Bandung adalah untuk mencegah penggunaan Bandung sebagai pangkalan militer oleh pasukan sekutu. di bulan Maret Pasukan Inggris menuntut kebebasan dalam menghadapi pasukan Jepang yang dipenjara di daerah Sukabumi. Tuntutan militer Inggris itu sebagian disetujui oleh pemerintah pusat Republik Indonesia. Namun tidak dengan para pejuang muda yang tergabung dalam laskar dan TNI. Pejuang Indonesia mencintai jalan perang dan berjuang mempertahankan kemerdekaan NKRI. Ketegangan berikutnya menyebabkan bentrokan di Sukabumi. Pemerintah Republik Indonesia dan Komando Angkatan Darat Inggris mencoba menegosiasikan penghentian permusuhan tetapi tidak berhasil. Pertempuran Sukabumi berlanjut hingga pasukan Inggris memberikan ultimatum untuk membombardir Sukabumi. Jika pertarungan tidak berhenti Dan Inggris mematuhi ultimatum mereka dengan membom kota dengan pesawat di jalanan. Cibadak-Sukabumi Sementara itu Pertempuran dengan konvoi berlanjut di jalan dari Puncak ke Cimahi Pertempuran antara Tentara Republik Indonesia dan konvoi Inggris terjadi di Sukabumi – Cianjur – Bandung, menyebabkan pasukan Inggris meningkatkan pertahanan dan pencegahan mereka. Terutama di daerah Cimahi hingga Andir.

Pada pertengahan Maret 1946, Batalyon II Tentara Republik Indonesia Dipimpin oleh Sumarsono Mendapat kabar bahwa konvoi 1.000 tentara Inggris sedang menuju Bandung. Dengan bantuan para pemuda dan pejuang, pasukan Batalyon II melakukan penyergapan di kawasan Fokkersweg. (sekarang Jalan Garuda) anggota milisi sedang menunggu dengan senjata mereka. Menunggu konvoi pasukan Inggris dengan penuh perhatian Dan tentu saja konvoi akhirnya tiba. diselingi oleh deru sekitar 350 mesin bersenjata lengkap saat konvoi memasuki Fokkersweg. Serangan oleh Tentara Republik Indonesia dan pejuang pemuda segera dimulai. Tidak mungkin pasukan Inggris bisa melarikan diri atau berlindung. Juris melanjutkan dengan momentum. Pertempuran Fokkersweg membawa hasil gemilang setelah pertempuran berhari-hari. Beberapa transportasi dan senjata Angkatan Darat Inggris Sebanyak 50 pejuang tewas dalam pertempuran sengit di Fokkersweg. Sementara itu Pos-pos di sepanjang jalan Cibeureum, Karangtengah, Ciranjang, Rajamandala, Cipatat, Padalarang, dan Cimahi dibentengi dengan instalasi artileri. trotoarnya kosong

Pertempuran tersebut berlangsung selama 3 hari 3 malam (20-23 Maret 1946) dan pihak Inggris mengklaim jumlah korban terbanyak. Akibatnya, pihak Inggris melalui Perdana Menteri Sutan Sjahrir meminta pemerintah Indonesia keluar dari NKRI. tentara di bandung Perundingan antara Sekutu dan Jawa Barat Mayjen Didi Kartasasmita dan Komandan Divisi 3 Kolonel AH Nasution gagal mengubah keputusan Sekutu. Sebagai kepala pasukan sekutu di Bandung Mayor Jenderal Hawthorne mengeluarkan ultimatum yang berbunyi: “Pada pukul 24:00 di

Mengungkap Kisah Di Balik Rumah Sakit Dustira Cimahi

Perumahan di kota cimahi, perumahan kota mas cimahi, lowongan kerja kota cimahi, jual rumah cimahi kota, kota mas cimahi, kota cimahi, sejarah cimahi, perumahan kota cimahi, jual rumah kota mas cimahi, hotel di kota cimahi, loker kota cimahi, rumah dijual kota mas cimahi

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA