Sejarah Kota Bogor

14 minutes reading
Thursday, 12 Oct 2023 14:02 0 165 setiawan

Sejarah Kota Bogor Lohindopelita sejarah nasional. Terletak di Jawa Barat, Bogor adalah salah satu kota bersejarah di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya, tradisi, dan alam yang menakjubkan. Dikenal dengan julukan “Kota Hujan”, Bogor memiliki klima yang sejuk sepanjang tahun, yang menjadikannya destinasi populer bagi wisatawan lokal maupun internasional. Namun, tak hanya cuaca atau keindahan alamnya yang menjadi daya tarik utamanya. Sejarah panjang Bogor, yang melintasi berbagai era dan dinasti, menjadikannya sebagai kanvas berwarna-warni dalam lukisan sejarah Indonesia.

Kota ini, yang kini menjadi rumah bagi lebih dari satu juta penduduk, menyimpan kisah-kisah yang merentang dari masa pra-sejarah hingga era modern. Dari bekas-bekas keberadaan Kerajaan Sunda hingga peran pentingnya saat era kolonial Belanda, Bogor telah menjadi saksi bisu perkembangan zaman. Istana Bogor, Kebun Raya, serta peninggalan-peninggalan lainnya, adalah bukti fisik dari peran penting kota ini dalam dinamika sejarah Indonesia.

Artikel ini bertujuan untuk menggali dan memaparkan sejarah Bogor yang kaya dan beragam, dengan harapan pembaca dapat memahami dan menghargai warisan berharga yang dimilikinya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan era digital saat ini, pencarian informasi melalui mesin pencari seperti Google menjadi sangat dominan. Oleh karena itu, artikel ini dirancang untuk memudahkan pembaca dalam mencari dan memahami informasi terkait sejarah Bogor, serta mengajak mereka untuk lebih mendalam dalam mengeksplorasi kekayaan budaya dan sejarah Indonesia.

Asal-usul Nama Bogor

Sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia, Bogor memiliki latar belakang nama yang menarik dan sarat dengan makna. Seiring berjalannya waktu, kota ini telah mengalami beberapa perubahan nama yang mencerminkan evolusi sejarah dan budayanya.

Makna kata “Bogor” dan asal-usul penamaannya

Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” dalam bahasa Belanda, yang berarti “Tanpa Kekhawatiran” atau “Bezorgdheid-vrij”. Kata ini diberikan pada masa kolonial Belanda sebagai penggambaran dari suasana kota yang damai, sejuk, dan nyaman. Lokasinya di kaki gunung, dengan iklim yang sejuk, menjadikan Bogor sebagai tempat beristirahat yang ideal bagi pejabat kolonial Belanda. Selain itu, Istana Bogor yang megah juga menjadi pusat administratif dan tempat tinggal gubernur jenderal Belanda saat itu.

Sebelum dikenal dengan nama Buitenzorg, wilayah Bogor dikenal dengan beberapa nama lain dalam literatur kuno. Beberapa sumber menyebutkan bahwa pada masa Kerajaan Sunda, kawasan ini dikenal dengan nama “Pakuan Pajajaran” atau singkatnya “Pakuan”. Pakuan berasal dari kata “pakuan” yang berarti “tempat pohon beringin”, dan kawasan ini memang dikenal memiliki banyak pohon beringin yang menjadi ciri khasnya.

Evolusi nama daerah dari masa ke masa:

  1. Pakuan Pajajaran: Pada masa Kerajaan Sunda, kawasan Bogor dikenal sebagai ibu kota dari Kerajaan Sunda, yaitu Pakuan Pajajaran.
  2. Buitenzorg: Pada masa penjajahan Belanda, kota ini diubah namanya menjadi “Buitenzorg”. Sebagai simbol dari kedamaian dan ketenangan kota ini bagi para pejabat kolonial.
  3. Bogor: Setelah kemerdekaan Indonesia, nama “Buitenzorg” diindonesiakan menjadi “Bogor”. Pada tahun 1950-an, nama Bogor resmi digunakan dan menjadi identitas kota ini hingga saat ini.

Dengan memahami evolusi nama Bogor, kita dapat melihat bagaimana sejarah, politik, dan budaya mempengaruhi identitas sebuah kota. Bogor, dengan segala sejarah dan tradisinya, tetap menjadi salah satu kota yang penuh dengan kekayaan budaya di Indonesia.

Masa Pra-sejarah dan Awal Mula Bogor

Sebelum dikenal sebagai kota yang kaya dengan sejarah kerajaan dan kolonialisme, Bogor memiliki jejak pra-sejarah yang menunjukkan keberadaan masyarakat awal di kawasan ini. Jejak-jejak ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat awal hidup dan berkembang sebelum adanya pengaruh dari bangsa asing.

Bukti arkeologis tentang keberadaan masyarakat di Bogor sebelum datangnya bangsa asing:

  1. Alat Batu: Ditemukan berbagai alat batu di sekitar kawasan Bogor yang menandakan adanya aktivitas manusia pra-sejarah. Alat-alat ini umumnya digunakan untuk berburu dan keperluan sehari-hari seperti mengolah makanan.
  2. Situs Megalitik: Beberapa situs megalitik ditemukan di kawasan Bogor, seperti di Gunung Padang, Cianjur (meskipun lokasinya agak jauh dari Bogor, namun relevan dalam konteks budaya pra-sejarah Jawa Barat). Situs-situs ini menunjukkan bahwa masyarakat di kawasan ini telah memiliki organisasi sosial dan kepercayaan spiritual sebelum era kerajaan.
  3. Gua-gua Prasejarah: Beberapa gua di sekitar Bogor menunjukkan bukti aktivitas manusia, berupa lukisan dinding atau alat batu yang ditemukan di dalamnya.

Peninggalan-peninggalan bersejarah dan legenda lokal:

  1. Pohon Beringin Kembar: Salah satu peninggalan bersejarah yang menjadi ikonik di Bogor adalah pohon beringin kembar yang berlokasi di tengah-tengah kota. Legenda lokal menyebutkan bahwa pohon tersebut adalah petunjuk lokasi ibu kota Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran.
  2. Situs Batu Tulis: Terletak di Desa Batutulis, situs ini menampilkan prasasti yang diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Prabu Siliwangi, raja terkenal dari Kerajaan Sunda.
  3. Legenda Prabu Siliwangi: Sebagai salah satu raja terkenal dari Kerajaan Sunda, banyak legenda lokal yang mengisahkan tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan Prabu Siliwangi. Legenda-legenda ini, meskipun tidak selalu dapat diverifikasi kebenarannya, memberikan gambaran tentang budaya dan tradisi masyarakat Bogor di masa lalu.

Dengan memahami bukti arkeologis dan peninggalan bersejarah serta legenda lokal, kita dapat menyusun gambaran tentang bagaimana masyarakat Bogor hidup dan berkembang sebelum pengaruh dari bangsa asing. Jejak-jejak ini menjadi dasar dalam memahami sejarah panjang Bogor dan posisinya dalam tapestry budaya dan sejarah Indonesia.

Era Kerajaan Sunda: Bogor dan Peranannya

Kerajaan Sunda adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berpusat di wilayah Jawa Barat saat ini. Meskipun pusat pemerintahan Kerajaan Sunda berpindah-pindah sepanjang masa kejayaannya, Bogor, atau yang dikenal dengan nama Pakuan Pajajaran pada masa itu, memiliki peran yang sangat penting dalam dinamika kerajaan tersebut.

Bogor dalam peta kerajaan-kerajaan Nusantara, khususnya Kerajaan Sunda

Pakuan Pajajaran, yang kini dikenal sebagai Bogor, merupakan salah satu ibu kota dari Kerajaan Sunda. Dalam konteks geografis, Pakuan terletak strategis di antara pantai utara dan selatan Pulau Jawa, membuatnya menjadi pusat perdagangan dan politik yang penting. Dalam peta kerajaan-kerajaan Nusantara, Kerajaan Sunda, dengan Pakuan Pajajaran sebagai salah satu pusat pemerintahannya, menempati wilayah yang kini mencakup hampir seluruh Jawa Barat, bagian dari Jawa Tengah, hingga Banten.

Peranan Bogor dalam dinamika politik dan ekonomi Kerajaan Sunda:

  1. Pusat Administrasi dan Politik: Sebagai ibu kota, Pakuan Pajajaran menjadi pusat administrasi Kerajaan Sunda. Istana raja, pejabat kerajaan, dan lembaga-lembaga penting lainnya berada di kota ini, menjadikannya pusat kegiatan politik dan keputusan-keputusan penting.
  2. Pusat Perdagangan: Karena letaknya yang strategis, Pakuan Pajajaran juga menjadi hub perdagangan yang penting. Barang-barang dari pedalaman, seperti hasil hutan dan pertanian, diperdagangkan di kota ini bersama dengan barang-barang dari pantai utara dan selatan serta kerajaan-kerajaan tetangga.
  3. Kebudayaan dan Pendidikan: Sebagai pusat kerajaan, Pakuan Pajajaran juga menjadi pusat kebudayaan. Seni, sastra, dan ilmu pengetahuan berkembang pesat di kota ini. Banyak pelajar dan cendekiawan datang ke Pakuan untuk belajar dan berbagi pengetahuan.
  4. Pertahanan: Letak geografis Bogor, yang dikelilingi oleh gunung-gunung dan hutan, memberikannya keunggulan dalam pertahanan. Adanya sungai Ciliwung juga memudahkan komunikasi dan transportasi antara Pakuan dengan wilayah-wilayah lainnya di Kerajaan Sunda.
  5. Hubungan Diplomatik: Pakuan Pajajaran sering menjadi tempat pertemuan diplomatik antara Kerajaan Sunda dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Nusantara atau dengan bangsa asing, seperti pedagang dari Cina atau India.

Dalam kesimpulannya, Bogor, dengan nama historisnya Pakuan Pajajaran, merupakan salah satu kota paling vital dalam sejarah Kerajaan Sunda. Perannya dalam politik, ekonomi, budaya, dan banyak aspek lain dari kerajaan menegaskan betapa pentingnya kota ini dalam tapestry sejarah Nusantara.

Masa Penjajahan Belanda di Bogor

Dengan kedatangan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, Bogor mengalami perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dari struktur sosial ekonomi hingga infrastruktur.

Kedatangan VOC dan perubahan struktur sosial ekonomi di Bogor:

  1. Perubahan Tata Kelola: Setelah kedatangan VOC, banyak wilayah di Nusantara, termasuk Bogor, mengalami perubahan tata kelola dari sistem kerajaan tradisional menjadi administrasi kolonial yang lebih terpusat.
  2. Kontrol Ekonomi: Dengan adanya VOC, aktivitas ekonomi di Bogor mulai dikuasai oleh Belanda. Mereka mengambil alih perdagangan dan memonopoli barang-barang penting seperti rempah-rempah, kopi, dan teh.
  3. Pajak dan Tanam Paksa: Untuk meningkatkan pendapatan, sistem pajak diperketat dan diperluas. Selain itu, diperkenalkan pula sistem tanam paksa, dimana penduduk lokal diwajibkan menanam komoditas tertentu seperti tebu dan kopi untuk VOC.
  4. Pergeseran Sosial: Kedatangan VOC menyebabkan pergeseran dalam struktur sosial. Elit pribumi yang sebelumnya berkuasa di Bogor mulai kehilangan pengaruhnya, sedangkan para pejabat Belanda dan komunitas Eropa lainnya mendominasi kehidupan sosial dan ekonomi.

Pembangunan Istana Bogor dan peranannya sebagai pusat kekuasaan kolonial

Istana Bogor, yang awalnya dikenal sebagai “Buitenzorg Palace”, dibangun pada era penjajahan Belanda. Itu menjadi salah satu pusat kekuasaan kolonial di Jawa.

  1. Tempat Tinggal Gubernur-Jenderal: Istana ini digunakan sebagai tempat tinggal resmi Gubernur-Jenderal Belanda dan sebagai pusat administratif kolonial. Suasana sejuk dan taman yang indah menjadikannya lokasi yang ideal bagi para pejabat kolonial untuk beristirahat dan bekerja.
  2. Simbol Kekuasaan: Keberadaan istana megah di tengah Bogor menjadi simbol dominasi dan kekuasaan Belanda di tanah Jawa.

Pengembangan sektor pertanian, khususnya kebun raya:

  1. Kebun Raya Bogor: Dibangun pada tahun 1817 oleh inisiatif Sir Stamford Raffles yang saat itu menjadi Gubernur Jenderal Britania untuk Jawa. Kebun Raya ini awalnya dimaksudkan untuk penelitian dan pengembangan tanaman-tanaman ekonomi penting.
  2. Pusat Penelitian: Kebun Raya menjadi pusat penelitian botani, dimana spesies tanaman dari seluruh Nusantara dan juga dari luar Nusantara dikumpulkan, dipelajari, dan dikembangkan.
  3. Perkembangan Pertanian: Dengan adanya Kebun Raya dan fokus VOC pada sektor pertanian, wilayah Bogor mengalami kemajuan dalam sektor pertanian. Komoditas seperti kopi, teh, karet, dan quinine mulai ditanam secara besar-besaran di daerah ini.

Dalam ringkasan, masa penjajahan Belanda memberikan dampak yang mendalam bagi Bogor, baik dalam aspek sosial ekonomi maupun infrastruktur. Sebagai pusat penelitian dan kegiatan administratif, Bogor memiliki peran penting dalam sejarah kolonial Indonesia.

Era Kemerdekaan dan Peran Bogor

Dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Bogor, seperti banyak kota lain di Indonesia, mengalami perubahan dinamis dalam berbagai aspek kehidupannya.

Peran Bogor dalam perjuangan kemerdekaan:

  1. Pusat Perjuangan: Bogor memiliki sejumlah organisasi pemuda dan nasionalis yang aktif berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan. Pemuda-pemuda dari Bogor terlibat dalam berbagai aksi baik bersifat diplomatik maupun konfrontatif melawan penjajah.
  2. Konfrontasi dengan Sekutu dan Belanda: Setelah proklamasi, pasukan Sekutu dan Belanda mencoba mengambil alih kembali kekuasaan di Indonesia. Bogor menjadi salah satu kota yang mengalami konfrontasi dan pertempuran.
  3. Dukungan Logistik dan Strategis: Dengan posisinya yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah, Bogor menjadi salah satu penyedia logistik bagi pasukan pejuang kemerdekaan.

Pertumbuhan dan perkembangan kota pasca-kemerdekaan:

  1. Pembangunan Infrastruktur: Pasca-kemerdekaan, Bogor mengalami pembangunan infrastruktur yang signifikan, termasuk pembangunan jalan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan.
  2. Pusat Pendidikan: Bogor menjadi rumah bagi beberapa institusi pendidikan terkemuka, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), yang menjadikannya pusat pendidikan dan penelitian di Indonesia.
  3. Pertumbuhan Ekonomi: Dengan kekayaan sumber daya alam dan sektor pertanian yang kuat, Bogor terus berkembang sebagai pusat ekonomi di Jawa Barat.
  4. Perluasan Urbanisasi: Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, Bogor mengalami perluasan urban. Banyak pendatang dari daerah lain datang mencari peluang di Bogor.

Bogor dalam dinamika politik nasional:

  1. Pusat Kegiatan Politik: Sebagai salah satu kota besar di Jawa Barat dan dekat dengan Jakarta, Bogor sering menjadi tempat kegiatan politik, baik dalam bentuk konferensi, rapat, maupun demonstrasi.
  2. Tempat Istirahat Presiden: Istana Bogor, selain berfungsi sebagai saksi bisu sejarah, juga digunakan sebagai tempat istirahat dan kerja para presiden Indonesia. Hal ini menambah signifikansi Bogor dalam politik nasional.
  3. Kontribusi pada Politik Nasional: Beberapa tokoh nasional berasal dari atau memiliki hubungan kuat dengan Bogor, memberikan kontribusi pada politik nasional dan pembuatan kebijakan.

Dalam kesimpulan, pasca-kemerdekaan, Bogor terus berkembang dan memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan nasional, mulai dari perjuangan kemerdekaan, pembangunan ekonomi, hingga dinamika politik. Sebagai kota yang memiliki sejarah kaya dan posisi strategis, Bogor tetap relevan dalam narasi nasional Indonesia.

Modernisasi dan Urbanisasi di Bogor

Bogor, seperti banyak kota-kota besar lainnya di Indonesia, telah mengalami perubahan dramatis akibat modernisasi dan urbanisasi. Perubahan ini membawa dampak positif maupun negatif, mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Perubahan sosial ekonomi dengan pertumbuhan industri dan jasa:

  1. Pertumbuhan Industri: Kemajuan teknologi dan akses ke pasar global menyebabkan munculnya banyak industri di Bogor, termasuk industri manufaktur, tekstil, dan makanan.
  2. Peningkatan Sektor Jasa: Dengan urbanisasi, sektor jasa seperti perbankan, perdagangan, hiburan, dan pariwisata mengalami pertumbuhan signifikan.
  3. Migrasi Penduduk: Banyak penduduk dari daerah sekitar dan bahkan dari luar Jawa datang ke Bogor mencari peluang pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik.
  4. Perubahan Gaya Hidup: Modernisasi membawa gaya hidup yang lebih konsumtif. Mall, pusat hiburan, dan kafe-kafe modern menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bogor.

Tantangan urbanisasi seperti kemacetan, polusi, dan masalah lingkungan hidup:

  1. Kemacetan: Sebagai salah satu tantangan utama urbanisasi, jalan-jalan di Bogor sering mengalami kemacetan, terutama pada jam sibuk.
  2. Polusi Udara: Pertumbuhan kendaraan bermotor dan industri meningkatkan emisi polutan, yang berdampak pada kualitas udara.
  3. Masalah Limbah: Penanganan sampah dan limbah industri menjadi tantangan serius, terutama dengan meningkatnya konsumsi masyarakat.
  4. Degradasi Ruang Terbuka: Urbanisasi sering kali mengorbankan ruang terbuka hijau, mengurangi area taman dan hutan kota.

Upaya pelestarian budaya dan sejarah di tengah perkembangan modern:

  1. Restorasi Bangunan Bersejarah: Banyak bangunan bersejarah di Bogor yang direstorasi dan dijadikan sebagai situs warisan budaya.
  2. Promosi Budaya Lokal: Melalui festival, pameran, dan kegiatan seni, budaya lokal terus dipromosikan agar tetap lestari.
  3. Pendidikan Sejarah: Sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya menyertakan kurikulum tentang sejarah dan budaya Bogor, memastikan generasi muda menghargai warisan mereka.
  4. Integrasi Modern dan Tradisional: Beberapa area perkembangan modern, seperti pusat perbelanjaan atau kawasan perkantoran, mengintegrasikan unsur-unsur arsitektur tradisional, menjembatani antara masa lalu dan masa kini.

Dalam kesimpulannya, modernisasi dan urbanisasi di Bogor membawa berbagai perubahan dan tantangan. Namun, dengan upaya yang tepat, kota ini dapat mempertahankan identitasnya sambil terus berkembang dan beradaptasi dengan tuntutan zaman modern.

Kepariwisataan dan Warisan Budaya di Bogor

Sebagai salah satu kota yang kaya dengan sejarah dan budaya, serta dianugerahi keindahan alam yang menakjubkan, Bogor telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit baik bagi turis lokal maupun mancanegara.

Bogor sebagai Destinasi Wisata Bersejarah dan Budaya:

  1. Istana Bogor: Sebagai salah satu simbol sejarah kota Bogor, Istana Bogor bukan hanya menjadi tempat istirahat presiden tetapi juga menarik banyak wisatawan yang ingin melihat arsitektur kolonial dan taman luas yang indah.
  2. Kebun Raya Bogor: Menawarkan keanekaragaman flora dari berbagai penjuru Indonesia dan dunia. Selain itu, kawasan ini juga menjadi saksi bisu sejarah dengan bangunan-bangunan tua seperti “Istana Kaca” dan patung-patung bersejarah.
  3. Pasar Baru: Sebagai salah satu pasar tradisional tertua di Bogor, Pasar Baru menawarkan pengalaman belanja khas dan peluang untuk merasakan atmosfer pasar tradisional.
  4. Tempat-tempat Ibadah Bersejarah: Seperti Masjid Raya Bogor dan Gereja Katolik Katedral Bogor yang mencerminkan keragaman budaya dan sejarah kota ini.

Pengembangan Kepariwisataan dengan Memanfaatkan Peninggalan Bersejarah dan Keindahan Alam:

  1. Wisata Edukasi: Menggabungkan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dengan pendidikan, seperti tur berpemandu di Kebun Raya atau museum-museum di Bogor, memberikan pengetahuan sejarah dan budaya bagi wisatawan.
  2. Pengembangan Desa Wisata: Beberapa desa di sekitar Bogor dikembangkan menjadi desa wisata, dimana pengunjung bisa merasakan kehidupan tradisional, menikmati makanan khas, serta berinteraksi dengan masyarakat setempat.
  3. Aktivitas Wisata Alam: Mengingat Bogor dikelilingi oleh pegunungan dan hutan, banyak aktivitas wisata alam seperti hiking, trekking, dan camping yang ditawarkan.
  4. Festival Budaya dan Kuliner: Menyelenggarakan festival-festival yang menampilkan kekayaan budaya dan kuliner Bogor, seperti Festival Wayang Golek atau Festival Kuliner Bogor.
  5. Pengembangan Homestay dan Akomodasi Bertema: Untuk memberikan pengalaman yang lebih otentik, banyak homestay dan akomodasi yang menawarkan konsep tradisional, memungkinkan wisatawan untuk “hidup” dalam budaya dan sejarah Bogor.
  6. Pelestarian Situs Bersejarah: Pemerintah setempat bekerja sama dengan komunitas untuk melestarikan situs-situs bersejarah, memastikan bahwa mereka tetap dalam kondisi terbaik untuk dinikmati generasi mendatang.

Dengan menggabungkan kekayaan sejarah, budaya, dan alamnya, Bogor telah berhasil menarik perhatian dunia pariwisata. Upaya pelestarian dan pengembangan yang berkelanjutan pastinya akan menjadikan Bogor sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia.

Sejarah Kota Bogor Loh

Undangan Persamaan Persepsi Reviewer Penelitian(1)

Bogor terletak antara 106°43’30″BT – 106°51’00″BT dan 30’30″LS – 6°41’00″LS dan memiliki elevasi rata-rata 190 meter dengan ketinggian minimum 350 meter dengan ibu kota berjarak sekitar 60 km.

Seperti daerah lain di Indonesia, Bogor memiliki iklim tropis dengan sejenis hutan hujan tropis. Suhu rata-rata bulanan di Kota Bogor adalah 26°C dengan suhu minimum 21,8°C dan suhu maksimum 30,4°C.

Kelembaban ≥70%, rata-rata curah hujan tahunan di kota Bogor sangat tinggi, sekitar 3500-4000mm. Dengan curah hujan yang tinggi pada bulan Januari, sehingga Bogor disebut “kota hujan”.

The New American Cyclopaedia melaporkan pada tahun 1867 bahwa Buitenzorg (saat itu bernama Bogor). Memiliki populasi 320.756, termasuk 9.530 orang Cina, 650 orang Eropa, dan 23 orang Arab.

Peta Wilayah Administrasi Kota Bogor

Menurut sensus nasional yang di lakukan pada Mei dan Agustus 2010, ada 949.066 orang yang terdaftar sebagai penduduk Bogor. Kepadatan penduduk rata-rata sekitar 8.000 orang per kilometer persegi

Menurut data sensus Indonesia tahun 2000, mayoritas penduduk kota Bogor adalah orang Sunda asli. Di ikuti oleh etnis Tionghoa, Jawa, Betawi, Batak, Minangkabau dan lainnya. Di bawah ini adalah jumlah penduduk kota Bogor menurut suku pada Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000;

Alun-alun Kota Bogor dulunya merupakan taman para pembenci dan merupakan alun-alun terluas di Bogor Raya (1,7 hektar). Meskipun Alun-alun Jongol merupakan alun-alun tertua di Bogor Raya.

Selain itu, Bogor juga memiliki satu stasiun yang berhenti beroperasi. Dua stasiun kereta api Bangrango dan satu stasiun KRL yang sedang di usulkan, yaitu:

Peta Ktmdu Cabang Kabupaten Bogor

  • Sejarah bogor kota hujan
  • sejarah kota bogor dan kerajaan pajajaran
  • peninggalan sejarah kota bogor
  • sejarah kota bogor,
  • sejarah kota bogor tugu kujang
  • sejarah nama kota bogor
  • sejarah singkat kota bogor
  • sejarah kota bogor lengkap

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA