Sejarah Kota Bogor

8 minutes reading
Friday, 17 Mar 2023 02:01 0 198 setiawan

Sejarah Kota Bogor – BOGOR (KM) – Sudah lebih dari 5 tahun, Kota Bogor memiliki banyak aspek budaya. Ini adalah sumber dari waktu yang berbeda yang telah berlalu saat mereka melakukan perjalanan ke kota Bogor hari ini. Bogor telah melewati masa lalu, kerajaan Pakuan Pajajaran pada masa kolonial hingga sekarang. Kota Bogor memiliki banyak kekayaan sejarah baik fisik maupun non fisik yang layak dijadikan Kota Pusaka.

Ada banyak tempat dan peninggalan sejarah di kota Bogor. Selain di kawasan Batutulis, ada juga Batu Dakon di Kecamatan Empang dan Pasir Jaya serta Punden Berundak di Kecamatan Pasir Mulya. Selain Museum Bogor, ada juga bangunan tua peninggalan masa kolonial yang masih berdiri. Diantaranya adalah Gereja Zeboath dan Katedral, Rumah Bakorwil, Sekolah Penyuluhan Pertanian Cibalagung, Stasiun Kereta Api Bogor dan banyak lembaga penelitian dll. Sementara itu, banyak aset budaya nonbendawi, seperti kesenian dan adat istiadat setempat, juga telah dilestarikan.

Sejarah Kota Bogor

Menurut Kepala Dinas Sosial dan Budaya Kota Bogor, Atep Budiman, banyak faktor sejarah yang mendasari gagasan untuk menjadikan Kota Bogor sebagai Kota Pusaka. Pertama, memiliki peninggalan zaman kerajaan, seperti Pakuan Pajajaran. Kedua, bagian kolonial berisi bukti Museum Bogor dan banyak bangunan peninggalan zaman kolonial,” jelasnya.

Bike Heritage, Gowes Susuri Peradaban Pra Sejarah Dan Kerajaan Di Bogor

Yang ketiga, lanjutnya, adalah warisan yang berkaitan dengan bagian dari negara Republik Indonesia Serikat. “Nah, ketika mencoba mencari tiga tingkatan lain yang berkaitan dengan tinggalan cagar budaya, bisa ditemukan di Kota Bogor,” lanjut Atep.

Namun, kota yang telah menjadi Kota Pusaka juga merujuk pada kota yang menempatkan pelestarian pusaka sebagai langkah awal menuju kota berkelanjutan. Jadi bukan hanya kepemilikan situs dan bangunan bersejarah, tapi cara konkrit untuk melestarikan warisan. Sehubungan dengan itu, sejak sepuluh tahun terakhir, Pemerintah Kota Bogor giat melakukan pendataan dan berupaya melindungi situs dan bangunan bersejarah.

Atep mengatakan, Pemkot Bogor sudah berbuat lebih untuk menjaga dan melindungi harta karun ini. Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan urutan Peraturan Kawasan Cagar Budaya No. 17 dikeluarkan pada tahun 2019. “Kebijakan daerah ini menjadi payung Kota Bogor untuk menjaga, melestarikan dan menjaga kekayaan budaya yang banyak,” tambahnya. Di kawasan-kawasan tersebut antara lain sertifikat dibagikan di tempat atau bangunan yang berbeda dan ditetapkan sebagai benda budaya.

Karena itu, Kota Bogor sejak tahun 2012 telah memenuhi syarat predikat Situs Cagar Budaya dan telah masuk dalam Jaringan Situs Cagar Budaya (JKPI). Diumumkan tahun 2008 di Surakarta ada 12 kota di India, berdirinya JKPI dimulai tahun 2005 ada empat kota di Indonesia dan Walikota Surakarta saat itu, Ir. Joko Widodo akan menjabat sebagai direktur.

Nyaris Terlupakan, 3 Wisata Sejarah Di Bogor Ini Wajib Kamu Kunju

Menurut Wikipedia, JKPI saat ini beranggotakan 33 negara. Itu didirikan dengan tujuan melestarikan warisan di banyak kota di Indonesia. Kini di penghujung tahun 2021, Kota Bogor akan menjadi tuan rumah KTT Indian Heritage Cities Network. Festival ini diselenggarakan oleh banyak kota di Indonesia sebagai kota warisan.

Untuk itu, Pemerintah berupaya menuntaskan pendirian situs Batu Tulis. “Kami sudah lama berencana membangun Pusat Kebudayaan Batu Tulis di Pusat Kebudayaan Batu Tulis. Tahun ini, kawasan tersebut direstrukturisasi agar lebih mudah diakses, mengingat Kota Bogor menjadi tuan rumah Kongres JKPI 2021, menurut Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sopiah.

Pembenahan dilakukan pada pengalihan SDN Batu Tulis, pengelolaan tempat parkir. Area sekitarnya, seperti situs ukiran Puragalih, pemakaman Embah Dalem Batutulis, dan situs Ranggapati juga akan digarap. Dengan upaya tersebut diharapkan Situs Daftar Slate semakin diposisikan menjadi situs bersejarah yang layak untuk perjalanan dan pembelajaran manusia.

Selain pemugaran situs sejarah, berarti keberhasilan DPR JKPI harus banyak mendapat dukungan dari warga Kota Bogor dalam hal apa yang bisa diberikannya. Semoga Kongres JKPI ini sukses di masa mendatang

Tugu Kujang, Bangunan Ikonik Kebanggaan Warga Bogor

Situs web ini menggunakan cookie sehingga kami dapat memberi Anda pengalaman pengguna sebaik mungkin. Informasi cookie disimpan di browser Anda dan menjalankan fungsi seperti mengenali Anda saat Anda kembali ke situs web kami dan membantu tim kami untuk memahami bagian mana dari situs web yang paling berguna. , yang efektif.

Cookie dasar harus diaktifkan setiap saat agar kami dapat melindungi preferensi Anda untuk pengaturan cookie.

Jika Anda menonaktifkan cookie ini, kami tidak akan dapat melindungi kepentingan Anda. Artinya, setiap kali Anda mengunjungi situs web ini, Anda harus mengaktifkan cookie atau mengaktifkan kembali cookie. Asal usul dan makna Pakuan dapat ditemukan dalam berbagai sumber.

Naskah Carita Waruga Guru (1750-an). Dalam teks Sunda kuno ini dijelaskan bahwa nama Pakuan Pajajaran berasal dari banyaknya pohon Pakujajar di daerah tersebut.

Wisata Kebun Raya Bogor

K.F. Holle (1869). Dalam sebuah teks berjudul De Batoe Toelis te Buitenzorg (Batutulis di Bogor), Holle mengatakan bahwa di dekat kota Bogor, ada sebuah desa bernama Cipaku, yang juga memiliki sungai. Ada banyak pakis pohon. Dan menurut Holle, nama Pakuan mengacu pada keberadaan Cipaku dan pohon paku. Pakuan Pajajaran artinya deretan paku kayu (“op rijen staande pakoe bomen”).

G.P. Rouffaer (1919) dalam Encyclopedie van Niederlandsch Indie edisi Stibbe tahun 1919. Pakuan berarti “kecil”, namun harus diterjemahkan menjadi “jagat kecil” (spijker der wereld) untuk mewakili kaum bangsawan seperti pada gelar Paku. Buwono dan Paku Alam. “Pakuan” menurut Fouffaer sama dengan “Maharaja”. Kata “Pajajaran” diterjemahkan sebagai “berdiri sejajar” atau “sama” (evenknie). Rouffaer berarti menjadi seperti Majapahit. Meskipun Rouffaer tidak merangkum arti dari Pakuan Pajajaran, namun dari uraiannya dapat disimpulkan bahwa Pakuan Pajajaran menurutnya berarti “Maharaja atau mirip dengan (Maharaja) Majapahit”. Ia setuju dengan Hoesein Djajaningrat (1913) pada tahun 1433 untuk mendirikan Pakuan Pajajaran.

R. Ng. Poerbatjaraka (1921). Dalam buku De Batoe-Toelis bij Buitenzorg (Batutulis dekat Bogor) ia menjelaskan bahwa kata “Pakuan” pasti berasal dari bahasa Jawa kuno “pakwan” tertulis “Melengi” (a “w”, tertulis di Peta Batutulis. ). Dalam bahasa Sunda kata tersebut adalah “pakuan”. Kata “semangka” berarti tenda atau istana. Jadi, Pakuan Pajajaran menurut Poerbatjaraka berarti “garis rumah” (aanrijen staande hoven).

H. Sepuluh Ribu (1957). Sebagai seorang Agrikulturalis, Ten Dam ingin menyelidiki kehidupan sosial ekonomi para petani di Jawa Barat dan awal perkembangannya di masa lalu. Dalam bukunya, Verkenningen Rondom Padjadjaran (Pengantar Wilayah Pajajaran), “Pakuan” berarti pengerjaan pada batu “linga” (tiang) yang berdiri di samping prasasti Batutulis sebagai lambang status. Ia mengingatkan, dalam Carita Parahyangan tokoh Sang Haluwesi dan Sang Susuktunggal disebutkan dan menurutnya ada arti lain dari “tempat”.

Tugu Kujang Kota Bogor

Menurutnya, “pakuan” bukanlah nama, melainkan sekadar nama yang berarti ibu kota (hoffstad) yang berbeda dengan keraton. Kata “pajajaran” merupakan revisi berdasarkan kondisi setempat.

Ia mengacu pada laporan Kapten Wikler (1690) yang mengatakan bahwa ia mengunjungi istana Pakuan di Pajajaran antara sungai utama dan sungai Tanggerang (juga dikenal sebagai Ciliwung dan Cisadane). Ten Dam memutuskan bahwa nama “Pajajaran” muncul karena Ciliwung dan Cisadane sejajar beberapa kilometer. Oleh karena itu, Pakuan Pajajaran dalam pengertian Dam Ten adalah Pakuan sa Pajajaran atau “Dayeuh Pajajaran”.

Nama “Pakuan”, “Pajajaran”, dan “Pakuan Pajajaran” ada di Nota Batutulis (nomor 1 & 2) dan nomor 3 ada di Nota Kebantenan di Bekasi.

Dalam teks Carita Parahiyangan terdapat kalimat “Sang Susuktunggal, inyana nu naketena palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji ni Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana pakwan Sanghiyanggal Ratu Desukt” orang yang mendirikan Sriman. Sriwacana (untuk sa) Sri Baduga Maharaja Ratu Presiden Pakuan Pajajaran bersemayam di istana Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, Pakuan Sanghiyang Sri Ratu Dewata).

Ngumbah Tugu Kujang Bogor, Tradisi Mencuci Dari Tujuh Mata Air

Sanghiyang Sri Ratu Dewata adalah nama lain dari Sri Baduga. Jadi yang disebut “pakuan” atau “kadaton” disebut Sri Bima dan seterusnya. “Pakuan” adalah tempat tinggal raja, juga dikenal sebagai istana kerajaan, kedaton atau keraton. Jadi arti Poerbatjaraka mirip dengan arti Carita Parahiyangan, yaitu “rumah baris”. Cara ini lebih dekat jika melihat nama kastil yang sangat panjang namun unik.

Dikisahkan ada 5 (lima) keraton yang masing-masing diberi nama: Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati. Itu sering disebut “panca persada” (lima istana). Rumah besar itu bernama Suradipati. Ini mirip dengan nama-nama keraton lainnya, seperti Surawisesa di Kawali, Surasowan di Banten, dan Surakarta di Jayakarta pada masa lalu.

Saking panjangnya nama itu, orang mungkin ingin meringkasnya menjadi Pakuan Pajajaran, Pakuan atau Pajajaran. Nama rumah kerajaan dapat diperluas menjadi nama kota dan kemudian menjadi nama negara. Contoh: Nama keraton Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat, diperluas menjadi nama ibu kota dan nama daerah. Ngayogyakarta Hadiningrat dalam bahasa sehari-hari disebut Yogya.

Konsep Ten Dam (Pakuan = ibu kota) benar digunakan, tetapi terjemahannya salah. Dalam laporan Tome Pires (1513) disebutkan bahwa ibu kota kerajaan Sunda adalah “Dayo” (dayeuh) di daerah pegunungan, dua hari perjalanan dari pelabuhan Kalapa di tengah Ciliwung. . . Anda akan mendengar nama “Dayo” dari penduduk atau penguasa Pelabuhan Kalapa. Padahal, kata “dayeuh” (bukan “pakuan”) merujuk pada masyarakat Pelabuhan Kalapa khususnya ibu kota. Dalam percakapan sehari-hari, kata “dayeuh” digunakan, tetapi dalam literatur “pakuan” digunakan untuk menunjukkan mahkota raja. Kota yang dikenal sebagai kota hujan ini memiliki asal usul dan sejarah untuk dilihat. Menurut sejarah Kota

Masjid Raya Bogor, Desain Unik Rancangan Arsitek Non Muslim

Sejarah kota bogor dan kerajaan pajajaran, bogor kota, sejarah bogor kota hujan, sejarah kota duri, sejarah kota bogor lengkap, buku sejarah kota, sejarah bogor, peninggalan sejarah kota bogor, sejarah singkat kota bogor, sejarah kota, sejarah kota bogor tugu kujang, sejarah nama kota bogor

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA