Sejarah Kota Bandung Dari Museum Gedung Sate

8 minutes reading
Sunday, 2 Apr 2023 10:01 0 166 setiawan

Sejarah Kota Bandung Dari Museum Gedung Sate – Sebuah bangunan tua kolonial Belanda yang terletak di Jalan Diponegoro Bandung sering menarik perhatian orang yang lewat karena karakternya yang unik. Bangunan ini memiliki ciri khas hiasan miring yang terdapat pada menara pusat yang merupakan salah satu simbol sejarah dan bangunan representatif Kota Bandung sejak zaman dahulu. Dinamakan Gedung Sate, gedung ini sekarang berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat dan sering menjadi tempat berbagai festival seni dan kegiatan lainnya.

Pengamat arsitektur sering mengambil bangunan ini sebagai dokumen penelitian tentang karya arsitektur unik yang bentuknya dipengaruhi oleh arsitektur Eropa. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Bandung menyempatkan diri untuk mengunjungi Gedung Sate, sehingga gedung ini sering dianggap sebagai salah satu tempat wisata andalan di Bandung, terutama bagi mereka yang tertarik dengan sejarah Gedung Sate. Namun karena gedung ini digunakan sebagai pusat pemerintahan di Jawa Barat, tidak semua bagiannya bisa bebas dikunjungi.

Sejarah Kota Bandung Dari Museum Gedung Sate

Ide membangun gedung dalam sejarah sate muncul dari sensus Batavia yang tidak lagi menjadi ibu kota sebenarnya karena berbagai perkembangan yang terjadi di sana. Gedung Sate dibangun untuk menjadi pusat kerajaan Hindia Belanda, karena para pejabat percaya bahwa iklim musim panas di Bandung sama dengan di Prancis selatan. Pembangunannya direncanakan dengan partisipasi dua ribu pekerja, 150 di antaranya adalah pematung atau pemahat kayu dan monumen yang dinasionalisasikan Tiongkok dari Kanton. Ada juga tukang batu, juru kunci dan pejabat dari pembangunan Gedong Sirap di kampus ITB dan Gedong Papak di Pendopo Bandung.

Daftar Museum Di Kota Bandung, Tidak Hanya Gedung Sate Atau Museum Konferensi Asia Afrika

Peletakan batu pertama sejarah Gedung Sate yang saat itu dikenal di Hindia Belanda sebagai Kerajaan Bedrijven (GB) dilakukan oleh Johanna Caterina Coops, putri sulung B. Coops dan Petronella Roelofsen. Wakil Gubernur Jenderal JP Graaf Van Limburg Stirum pada 27 Juli 1920. Perancangan gedung sate ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari Ir J. Gerber, seorang arsitek ternama lulusan fakultas teknik Delft Nederland, Ir. . . DeRoo dan Ir G. Hendriks dan Gemeente Van Bandoeng do Col. VL melepaskan kemalasan. Gedung Sate dibangun dalam waktu 4 tahun, tepatnya selesai pada bulan September 1924, berupa bangunan utama, dibangun kantor pusat PTT (kantor pos, telepon dan telegraf) dan perpustakaan.

Selama konstruksi, master arsitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage juga menyarankan agar Gerber memasukkan unsur tradisional Indonesia agar Gedung Sate memiliki gaya arsitektur yang unik berupa arsitektur Indo-Eropa. Jendela yang digunakan untuk bangunan publik bertema Moor, berasal dari Spanyol. Seluruh bangunan bergaya Renaisans Italia, sedangkan menara bergaya Asia harus menyerupai kuil Thailand dan atap bangunan di Bali. Bagian atas Gedung Sate dihiasi dengan ornamen mirip enam bola tusuk sate, melambangkan biaya pembangunan yang mencapai 6 juta Gulden.

Fasad atau fasad bangunan juga memiliki sejarah tersendiri karena sepanjang poros selatan-selatan, juga milik bangunan Pakuan, menghadap gunung Malabar, sedangkan bangunan sate dibangun melawan gunung Tangkuban Perahu ke arah sisi gunung. sore utara Batu-batu yang digunakan dalam pembangunan berukuran 1 x 1 x 2 m, diambil dari perbukitan timur Bandung, dipasang sesuai spesifikasi sehingga Gedung Sate tetap kokoh dan kokoh hingga saat ini.

Sejarah berdirinya Gedung Sate juga memuat peristiwa berdarah yang terjadi pada masa perang kemerdekaan selain peristiwa Kebakaran Laut Bandung di kota Bandung. Saat masih digunakan sebagai kantor pejabat, sebuah peristiwa penting terjadi di Gedung Sate. Saat itu, gerakan Pemuda PU mengambil gedung dari Jepang. Untuk melindunginya, gerakan pemuda ini membekali para pembela dengan harta rampasan tentara Jepang. Pada tanggal 4 Oktober 1945, kota Bandung diserbu oleh pasukan sekutu Belanda dan NICA, sehingga segala sesuatu di kota tersebut menjadi semakin tidak stabil. Pada tanggal 3 Desember 1845, Gedung Sate hanya diserang oleh 21 pejuang saat terjadi penyerangan Gurkha dengan bantuan Sekutu dan Belanda dengan menggunakan senjata berat modern pada pukul 1 dini hari.

Asal Usul Nama Gedung Sate Yang Kini Jadi Kantor Dinas Gubernur Jabar

Pertempuran berkecamuk hingga pukul 2 siang, 7 pemuda ditemukan hilang. Selama beberapa tahun keberadaan mereka tidak diketahui, hingga beberapa mantan bangsawan di sekitar Gedung Sate melakukan penggeledahan pada Agustus 1952 dan menemukan empat jenazah sudah dalam bentuk kerangka, dipindahkan ke pemakaman pahlawan. Cikutra, Bandung. Sebuah tugu peringatan kemudian dibangun untuk memperingati pengorbanan tujuh anak dan ditempatkan di halaman Gedung Sate, yang dipindahkan pada tanggal 3 Desember 1970 atas perintah Menteri Pekerjaan Umum. Pelajari juga sejarah berdirinya Pancasila, bangunan, dan sejarah lahirnya TNI.

Sejarah berdirinya Gedung Sate berlanjut pada tahun 1977 dengan dibangunnya gedung baru oleh Ir. Dibuat oleh Sudibyo, yang gaya arsitekturnya mirip dengan bangunan utama, dirancang khusus untuk anggota DPRD Jawa Barat. Pada tahun 1980-an, Gedung Sate yang lebih dikenal dengan Kantor Gubernur ini digunakan sebagai pusat operasional Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dahulu terletak di Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga, Bandung.

Di dalam bangunan bersejarah tersebut terdapat banyak teori tentang Gedung Sate, salah satunya adalah rumor adanya jalan rahasia yang menghubungkan Gedung Sate dengan Gedung Pakuan. Namun rumor ini dibantah oleh petinggi dan petinggi Gedung Sate. Sulit untuk membuktikan kebenarannya, karena pada saat serah terima gedung dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Pemprov Jawa Barat, dokumen terkait arsip asli Gedung Sate ikut dipindahkan, sehingga sulit untuk diverifikasi. . di mana mereka ditemukan. . Mereka juga tahu tentang masa penjajahan Belanda di Indonesia, invasi militer II dan “Belanda”

Kini, pada 8 Desember 2017, Pemprov Jabar telah membuka Museum Gedung Sate, sehingga memudahkan masyarakat untuk merasakan sejarah permukiman Gedung Sate. Museum ini terletak di dasar bangunan yang dapat diakses melalui bagian belakang. Museum seluas 500 meter persegi ini buka mulai pukul 09.30. pada jam 4 sore. setiap hari kecuali Senin. Pengunjung yang ingin masuk museum harus antre karena kapasitas aula terbatas hanya 35 orang.

Fieldtrip Ke Gedung Sate & Tsm

Dalam konsep museum digital ini kita menemukan sejarah kota Bandung dari tahun 1890, termasuk sejarah kota Bandung setelah kemerdekaan, sejarah kota Bandung pada masa kolonial sebelumnya, sejarah Gedung Sate. mulai dari pembangunannya hingga saat ini, serta bioskop kecil berkapasitas 35 orang yang menayangkan film-film pendek tentang sejarah Gedung Sate, serta ruang augmented reality yang membawa pengunjung kembali ke masa lalu atau melalui udara. . Di akhir pekan, Gedung Sate sering dijadikan tempat berbagai acara, termasuk pasar indah yang hanya buka dari pagi hingga Minggu sore. Selain pendidikan, kunjungan ke museum bisa dibilang murah karena tiket masuknya murah dan terletak di pusat kota.

Bagi Anda yang tinggal di sekitar Bandung atau sengaja berwisata ke Bandung, pastikan untuk mampir ke Museum Gedung Sate dan menikmati Jawa Barat di sini. Ya, ada tempat yang cukup nyaman di dekat pintu masuk museum, lho. Harga cangkirnya sekitar 20 ribu.

Gedung Sate adalah lambang kota Bandung yang ada yang menyebut kota Bandung putih karena keindahan bangunannya, dengan taman-taman yang tak kalah indah dan bersih dari gedung-gedung ibu kota daerah lainnya.

Saya sendiri takjub setiap kali melihat/melewati Gedung Sate. Bangunan ini keren banget, arsitek berbakat. Gaya arsitektur diperdebatkan.

Tata Cara Berkunjung Ke Museum Gedung Sate

Mereka yang penasaran dengan interior Gedung Sate, ingin melihat lebih dekat tiang dan atap yang kokoh dan elegan, untuk benar-benar masuk ke museum Gedung Sate dan tidak hanya berdiri di depan gedung.

Ide pembangunan Gedung Sate berawal dari Belanda yang bermaksud memindahkan ibu kota/pusat ibu kota dunia Hindia Belanda dari Batavia (Jakarta) ke Bandung. Mengingat iklim Bandung relatif sejuk, seperti iklim Prancis selatan. Konstruksi dimulai pada Juli 1920, dengan partisipasi 2.000 pekerja, termasuk 150 pematung dan pematung Kanton. Konstruksi memakan waktu sekitar empat tahun dan menelan biaya sekitar £ 6 juta. Selain itu, ornamen miring 6.000 ditorehkan di bagian atas bangunan — bahkan, ornamen miring melingkar adalah bunga teratai yang melambangkan kemakmuran.

Gedung Sate yang dikenal pada zaman Pemerintah Hindia Belanda Bedrijven (GB) merupakan karya arsitektur Ir. J Gerber dan tim, didukung oleh kontribusi dari konduktor Dr. Arsitek Belanda Hendrik Peter Berlage tidak dapat dipisahkan.

Arsitektur Gedung Sate bergaya Indo-Eropa (architector Indo Europeeschen stijl), arsitektur yang memadukan gaya Timur (Indonesia-Asia) dan Barat secara harmonis. Secara keseluruhan, Gedung Sate merupakan bangunan Renaisans Italia. Jendela-jendela Gedung Sate yang besar dan elegan mencerminkan arsitektur Moor Spanyol, sedangkan menara-menara candi Thailand atau Bali bergaya Asia.

Ke Bandung, Jangan Lupa Mampir Ke Museum Gedung Sate

Bagian depan atau view Gedung Sate menghadap gunung Tangkuban Perahu di sebelah utara, begitu katanya, jika kita berada di puncak Gedung Sate tempat Gubernur Jawa Barat menerima tamu, dari situ kita bisa melihat keindahan Gunung Tangkuban Perahu. . . Duh, pengen banget seru-seruan di sana hahahah.

Selain itu, jika teman-teman mengamati, kita bisa melihat dinding gedung Satie Gedung ini sangat tinggi dan ternyata bangunan berukuran 1 x 1 x 2 m itu dipenuhi batu-batu besar. Teman – teman bisa dilihat di museum, itu adalah bagian dari tembok

Hotel depan gedung sate bandung, apartemen dekat gedung sate bandung, penginapan sekitar gedung sate bandung, hotel gedung sate bandung, hotel terdekat gedung sate bandung, gedung sate kota bandung, museum gedung sate, hotel near gedung sate bandung, hotel dekat gedung sate bandung, sejarah gedung sate bandung, hotel sekitar gedung sate bandung, penginapan dekat gedung sate bandung

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA