Sejarah Kota Bandung Dahulu

8 minutes reading
Monday, 27 Mar 2023 04:02 0 216 setiawan

Sejarah Kota Bandung Dahulu – BANDUNG, – Sudah berapa lama tinggal di Bandung, Wargi Bandung? Satu tahun, dua, 10 tahun atau bahkan lahir di Bandung?

Namun tahukah Anda sejarah terbentuknya Bandung? Atau bagaimana awalnya Bandung menjadi kota mandiri? Berikut 7 cerita Bandung yang harus diketahui warga Bandung.

Sejarah Kota Bandung Dahulu

Serangkaian letusan besar menyebabkan runtuhnya dinding kokoh Pegunungan Sunda yang berada sekitar 3.500-4.000 meter di atas permukaan laut. Akibat letusan tersebut, terbentuklah kaldera besar yang membentuk sebuah danau besar yang disebut Danau Bandung Purba, dan gunung Tangkuban Parahu muncul di dalamnya.

Wisata Sejarah, Jalan Dari Titik Nol Km Hingga Balaikota Bandung

Antara 90.000 dan 10.000 tahun yang lalu, Gunung Tangkuban Perahu meletus beberapa kali. Material mirip lahar yang eksplosif memenuhi area sekitar gunung, termasuk patahan Lembang dan aliran Sungai Citarum. Dampak letusan ini menyebabkan danau bandung lama terbelah menjadi dua bagian yaitu danau bandung barat lama dan danau bandung timur lama.

Seiring berjalannya waktu dan aktivitas seismik terjadi, tebing masing-masing danau Bandung tua ini terkikis menjadi gua-gua, sehingga air dari danau tersebut perlahan-lahan keluar dari sebuah gua yang disebut Sanghyang Tikoro. Mengeringnya danau Bandung lama menyebabkan kawasan Bandung saat ini dikelilingi oleh pegunungan.

Kata Bandung diambil dari kata dam atau bendungan. Hal ini sejalan dengan terciptanya kawasan Bandung, dari material lahar letusan gunung yang menyumbat aliran Sungai Citarum.

Jika berasal dari falsafah Sunda, disesuaikan dengan ungkapan yang sakral dan luhur, yaitu Nga-Bandung-Banda Indung. Arti dari ungkapan tersebut berarti bahwa ini adalah tempat semua makhluk hidup, serta benda mati yang menempati tanah Ibu Pertiwi dan disaksikan oleh Yang Maha Kuasa.

Menelusuri Potret Bandung Tempo Dulu, Kota Berjulukan Parijs Van Java Yang Memesona

Sebelum Kota Bandung menjadi bagian tersendiri dari Kabupaten Bandung yang dulunya adalah Kecamatan Karapyak (sekarang Dayeuhkolot), merupakan salah satu pusat pemerintahan dan niaga Hindia Belanda di Jawa Barat.

Kekuasaan VOC berakhir dengan kebangkrutan pada tahun 1799, termasuk di Kabupaten Bandung. Akibatnya, pemerintah Hindia Belanda menggantikan pemerintahan saat itu.

Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal pertama. Ia kemudian memerintahkan Bupati Bandung R.A Wiranatakusumah II untuk memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung.

Gubernur Jenderal Belanda, R.A Wiranatakusumah II membuat rencana pada tahun 1809 untuk memindahkan penduduk. Dia bahkan mencapai tempat yang cocok untuk ibukota, meski kawasan itu masih berupa hutan.

Ingar Bingar Jalan Dago Bandung, Dulu Dan Sekarang

Gubernur Bandung akan menginstruksikan warganya untuk tinggal lebih jauh ke utara, karena sudah ada permukiman. Daerah tersebut adalah Cikapundung Kolot, desa Bogor dan desa Cikalintu (sekarang daerah Cipaganti).

Kota Bandung dianggap sebagai ibu kota dari dua benua besar, Asia dan Afrika. Di masa lalu, banyak negara di Asia dan Afrika yang dijajah. Beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, muncul ide untuk mengadakan konferensi dengan negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika.

Pada tahun 1955, Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia-Afrika. Pertemuan ini mengungkapkan perdamaian dan anti-kolonialisme. Terdaftar 29 negara sebagai peserta konferensi yang digelar di gedung Merdeka Kota Bandung itu.

Salah satu peserta KAA, Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, berkesempatan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kota Asia dan Afrika.

Wajah Kota Bandung: Andir Lain Dulu Lain Sekarang

Stasiun yang terletak di Jalan Kebon Kawung ini berdiri sejak 17 Mei 1884, bersamaan dengan dibukanya kereta api Batavia (Jakarta) – Bandung. Kemudian, pada tahun 1894, pemerintah Hindia Belanda juga membuka jalur kereta api Bandung-Surabaya. Sebelumnya, ide pembangunan stasiun ini terkait dengan pembukaan perkebunan di kawasan Bandung pada tahun 1870.

Memasuki tahun 1900-an, lebih tepatnya tahun 1920, bangunan stasiun diperluas dan dibangun dengan gaya arsitektur kolonial. Pada 16 April 1925, juga didirikan tugu di depan pintu selatan stasiun, sebagai bentuk peringatan lima puluh tahun Staatsspoorwegen (PT KAI di Hindia Belanda kala itu).

Dirancang oleh Ir Dr. J.W. latihan Terakhir dilakukan pemugaran pada tahun 1990 yang digunakan sebagai bagian depan Stasiun Kota Bandung di Jalan Kebon Kawung.

Cari juga Wargi Bandung pada kotak pencarian di atas dan ketik “Sejarah Bandung”. Kami semakin mencintai Bandung sepanjang sejarahnya! 6°55’12″N 107°36’34″T / 6,919883°N 107,609388°BT / -6,919883; 107.609388 Koordinat: 6°55’12″S 107°36’34″E / 6.919883°S 107.609388°BT / -6.919883; 107.609388

Infografis: Sejarah Bandung Purba

Jalan Braga (Bahasa Sunda tertulis: ᮏᮮ᮪ᮮᮢᮌ, tetapi pada rambu jalan tertulis ᮏᮮ᮪᮪ဌ) adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini sudah dikenal sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Sampai saat ini nama jalan tersebut masih tersimpan sebagai salah satu maskot dan tempat wisata kota Bandung yang dahulu dikenal dengan nama Parijs van Java.

Di sisi kanan dan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan dengan arsitektur dan urbanisme yang masih mempertahankan ciri arsitektur kuno zaman Hindia Belanda. Desain pertokoan mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung saat itu (1920-1940) sebagai kota fashionable yang sama populernya dengan kota Paris saat itu. Di antara toko-toko yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama adalah Toko Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung Merdeka (gedung Asia Afrika bekas gedung Societeit Concordia). Model tata letak jalan dan pertokoan serta gedung perkantoran yang terletak di Jalan Braga juga dapat dilihat pada model jalan-jalan lain di sekitar Jalan Braga, seperti Jalan Suniaraja (dahulu Jalan Parapatan Pompa) dan Jalan Pos Besar (Postweg) (‘ Jalan Asia – sekarang Afrika’) dibangun oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1811 di depan Gedung Merdeka.

Karena tanjakannya baik, pada tahun 1900-an disebut juga Jalan Pedati (Pedatiweg). Jalan Braga menjadi ramai karena banyak pengusaha terutama warga Belanda membuka toko, bar dan tempat hiburan di kawasan tersebut, seperti toko Onderling Belang. Kemudian, pada tahun 1920-an dan 1930-an, muncul toko-toko pakaian dan butik-butik yang mengambil model-model dari kota Paris, Perancis, yang pada saat itu merupakan kiblat model-model pakaian di dunia. Pembangunan gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan warga Bandung khususnya orang kaya, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok sekitar jalan ini juga menambah kemasyhuran dan banyaknya aktivitas jalan ini.

Sejarah Kota Bandung, Asal Mula Nama Bandung Hingga Gerbang Kota Utama Bandung

Namun kekurangannya adalah hiburan malam dan lampu merah (titik hitam) di kawasan ini yang membuat Jalan Braga sangat populer di kalangan wisatawan. Dari sinilah lahir nama Bandung sebagai kota bunga. Maka Persatuan Masyarakat Bandung saat itu membuat pamflet dan pengumuman yang berbunyi :

Di berbagai daerah dan kota yang ada dan berkembang pada masa Hindia Belanda terdapat nama jalan seperti Jalan Braga di Bandung, seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang juga sangat populer di kalangan wisatawan terutama dari Belanda, serta Jalan Malioboro di Yogyakarta dan beberapa jalan di Jakarta. Namun sayang, nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau diubah dari nama sebelumnya yang dianggap populer, seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang yang diubah menjadi Jalan Basuki Rahmat.

Nano Suratno, seniman Sunda asal Garut, menciptakan sebuah lagu dalam bahasa Sunda berjudul “Jalan Braga”. Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi Hetty Koes Endang pada tahun 1988 ini mencakup tiga wilayah di Bandung Raya: Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB). Berikut ini adalah profil dan sejarah kota Bandung.

Karena terletak di pegunungan, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa dingin. Hal ini menjadikan Bandung sebagai kota tujuan wisata.

Backpacker Alam Dan Sejarah: Mengenal Sejarah Bandung Dan Jawa Barat Di Museum Sri Baduga

Keberadaan perguruan tinggi negeri dan banyaknya perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota Bandung terkenal sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia. (Wikipedia). Asal Nama “Bandung”

Secara harfiah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bandung berarti: (1) benda yang disatukan (dua buah); mengatur; se·ban·ekor n (1) dua berturut-turut; dua benda diikat menjadi satu; ketakutan: rumah -; 2 kembar (dari satu telur).

Berarti “besar” atau “lebar”. Kata tersebut berasal dari kata “bandeng”. Dalam bahasa Sunda, ngabandeng artinya kolam besar yang airnya terlihat tenang namun terlihat menyeramkan. Rupanya, kata bandeng berubah bunyinya di Bandung.

Konon kata Bandung juga berasal dari kata “bendungan” yang berkaitan dengan peristiwa pembendungan Sungai Citarum lama di daerah Padalarang oleh lahar Gunung Tangkuban Parahu yang meletus pada masa Holosen (± 6000 tahun).

Ngaleut Sejarah Pendidikan Di Bandung

Akibatnya, kawasan antara Padalarang hingga Cicalengke (± 30 kilometer) dan kawasan antara Gunung Tangkuban Parahu hingga Soreang (± 50 kilometer) tergenang air menjadi sebuah danau besar yang kemudian dikenal sebagai Danau Bandung atau Danau Bandung Tua.

Berdasarkan hasil penelitian geologi diperkirakan perairan Danau Bandung mulai surut pada masa Neolitikum (± 8000 – 7000 SM). Proses pembuangan air danau terjadi secara bertahap selama berabad-abad.

Pendapat terakhir inilah yang paling populer, bahwa kata Bandung berasal dari kata Bendungan. Bagaimanapun, Bandung adalah “kolam” karena dulunya adalah “danau besar”. Sejarah berdirinya kota Bandung

Sejarah kota Bandung juga merupakan sejarah Bandung Raya. Kota Bandung tidak bertahan bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bandung. Kota ini dibangun dalam kurun waktu yang sangat lama setelah berdirinya Kabupaten Bandung.

Simak! Asal Usul Nama Kota Bandung Yang Dijuluki Paris Van Java Dan Kota Kembang

Kabupaten Bandung terbentuk sekitar pertengahan abad ke-17 M, dan bupati pertama adalah tumenggung Wiraangungangun. Ia memerintah Kabupaten Bandung hingga tahun 1681.

Awalnya, Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) sekitar 11 kilometer selatan pusat kota Bandung saat ini.

Ketika Kabupaten Bandung diperintah oleh Bupati ke-6, R.A.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki “Dalem Kaum I”, kekuasaan di Nusantara dialihkan dari Kompeni kepada Pemerintah Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Agar tugasnya lancar di pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg). Jalan ini membentang dari Anyer di bagian barat Jawa Barat hingga Panarukan di bagian timur Jawa Timur (sekitar 1000 km).

Sejarah Gedung Kantor Pos Besar Bandung

Di kawasan Bandung khususnya dan kawasan Priangan pada umumnya, pembangunan Jalan Raya Pos dimulai pada pertengahan tahun 1808, memperbaiki dan melebarkan jalan yang ada. Di kawasan Bandung, jalan raya tersebut kini menjadi Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Asia Afrika – Jalan A.

Sejarah terjadinya kota bandung, cerita sejarah kota bandung, sejarah pada zaman dahulu, sejarah kota bandung, sejarah zaman dahulu kala, cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah disebut, sejarah zaman dahulu, sejarah berdirinya kota bandung, sejarah tentang kota bandung, sejarah singkat kota bandung

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA