Sejarah Jalan Braga Kota Bandung

8 minutes reading
Friday, 17 Mar 2023 00:01 0 179 setiawan

Sejarah Jalan Braga Kota Bandung – , Bandung – Pagi di Jalan Braga. Deretan bangunan tua yang tampak sudah berdiri kokoh. Mereka yang menyusuri jalan ini dapat melihat keindahan arsitektur Eropa yang telah mengalami perubahan dan penambahan.

Braga, nama jalan ini. Kawasan ini merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan di Kota Bandung. Mulai dari tempat hiburan, kuliner, tempat tinggal, apotik, dan lainnya, jejak zaman kolonial mudah ditemukan di sini.

Sejarah Jalan Braga Kota Bandung

Sejak Rabu pagi, 14 Juni 2017, pantauan pantauan aktivitas di Jalan Braga juga merambah ke lukisan-lukisan yang dipamerkan bersama phelapak. Di sepanjang jalan, ada kuli angkut, juru parkir, bahkan pejalan kaki yang sesekali berhenti untuk mengabadikan detail bangunan klasik tersebut.

Xplorasi: Rasakan Betapa Klasiknya Jalan Braga

Gudang kopi milik Andreas de Wilde atau di lokasi Kota Bandung sekarang menghubungkan Jalan Raya Pos (sekarang Jalan Asia Afrika).

Jalan Braga mengalami berbagai perkembangan menjelang akhir abad ke-19, seperti halnya perkembangan kota Bandung pada umumnya. Belakangan, kawasan ini penuh dengan tempat belanja orang Eropa yang tinggal di sekitar Bandung

Adapun Jalan Braga merupakan pusat perbelanjaan yang populer di mana orang-orang yang memiliki uang bergerak. Padahal, hingga tahun 1980-an, belanja di Braga masih mahal.

Gedung Merdeka terletak di seberang Jalan Asia Afrika. Awalnya, gedung Merdeka merupakan gedung Societeit Concordia yang didirikan pada tahun 1895. Kemudian Techniche Hogenschool (sekarang ITB), Van Galen Last dan C.P. pembaharuan melalui arsitektur. Wolff Schoemaker hampir 30 tahun kemudian.

Jalan Braga, Sudut Cantik Kota Bandung Yang Tak Boleh Dilupa

Gedung ini juga pernah digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (AAC) pada tahun 1955. Hingga saat ini gedung ini telah dialihfungsikan menjadi Museum KAA.

Gedung De Vries terletak di pertigaan Asia Afrika dan Braga. Bangunan ini awalnya ada sejak tahun 1879 dan dikenal sebagai toko kelontong.

Dibangun dengan gaya arsitektur Oud Indisch Stijl (gaya India klasik), De Vries awalnya digunakan sebagai kedai kopi oleh Belanda. Sejak tahun 2010, gedung ini digunakan dan direnovasi oleh Bank OCBC NISP.

Di seberang De Vries adalah apotek Kimia Farma. Bangunan ini dibangun pada tahun 1902, namun masih belum diketahui siapa arsiteknya. Sebelum menjadi pemilik NV Chemicalen Handle Rathkamp & Co, pendahulu Kimia Farma adalah Bank N.I. sedang membangun. Diskon Mij. Hingga saat ini bangunan ini merupakan bagian dari bangunan cagar budaya.

Sehari Di Bandung? Ini 4 Spot Bersejarah Yang Bisa Dikunjungi!

Jalan Braga juga menyaksikan pembuatan gedung Majestic. Bangunan berbentuk kaleng kue ini dibangun pada tahun 1925 oleh arsitek Schoemaker. Gedung ini sebelumnya digunakan sebagai tempat pemutaran film.

Selain bentuk bangunannya yang unik, gedung bioskop pertama di tanah air ini juga ditempati band kecil dan seorang komentator yang mengiringi film bisu di setiap pemutaran. Gedung Megah di Jalan Braga #1 kini digunakan sebagai gedung pertunjukan seni dan budaya.

Tepat di depan gedung Majestic terdapat gedung Sarinah. Itu bernama Sarinah ketika dinasionalisasi oleh Presiden Sukarno. Bangunan ini dulunya bernama Onderling Belang yang memperkenalkan busana Belanda.

. Tak heran jika kaum borjuis Eropa kerap berbelanja di sini. Onderling Belang bersaing ketat dengan toko Au Bon Marche di Paris.

Braga Street (bandung)

Sedangkan gedung BJB terletak di perempatan Jalan Braga dan Jalan Naripan. Dahulu dikenal sebagai Gedung BJB, yang merupakan bangunan bergaya

Bank ini pernah menjadi salah satu bank terbesar di Bandung yang dirancang oleh AF Aalbers. Gedung ini memiliki menara tempat para pejuang Indonesia merobohkan bendera Belanda biru-merah-putih.

Di seberang gedung BJB terdapat gedung kuning melengkung milik Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. Bentuknya yang melengkung mengikuti lekukan jalan yang menjadi ciri khas bangunan yang dibangun pada tahun 1936 ini.

Perancangnya tetap sama dengan gedung Denis Bank, AF Aalbers. Gedung ini sebelumnya digunakan sebagai kantor Salvation Army atau Leger des Heils.

Wisata Di Jalan Braga Bandung Yang Wajib Dikunjungi |

Jalan Braga dipenuhi oleh penjual makanan seperti Canary Bakery and Café dan French Bakery. Toko Populair yang dibangun pada tahun 1915 juga terletak di sini, yang saat ini ditempati oleh Bandros Bistro. Di seberangnya adalah Sumber Dish Bakery. Toko roti ini dulu bernama Het Snoephuis yang artinya rumah manis.

Berjalan kaki singkat ke arah toko roti adalah Maison Bogarijen atau sekarang restoran Braga Permai. Dibangun pada tahun 1923, restoran ini merupakan tempat bagi kalangan elit yang bersantap dengan menu yang menampilkan hidangan dari seluruh dunia. Braga Permai tetap menjual kue, es krim, dan makanan dengan cita rasa Eropa.

Berlokasi di Jalan Braga 59, Sin Sin Art Shop menjual berbagai macam oleh-oleh. Didirikan pada tahun 1943, toko ini terletak di seberang Gedung Gas Negara. Dibangun pada tahun 1919, gedung perkantoran ini awalnya dimiliki oleh Vooruit dan NV Becker & Co, kemudian dibeli oleh NV Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM), pendahulu Perusahaan Gas Negara.

Sebelum Anda mencapai Jalan Naripan, ada Toko Buku Jalan dan beberapa toko lainnya. Sayangnya, toko buku tua ini sudah tutup sejak tahun 2015. Karena sepi peminat, pemilik toko terpaksa menutup toko buku tersebut.

Wisata Sejarah, Jalan Dari Titik Nol Km Hingga Balaikota Bandung

Di persimpangan Jalan Suniaraja dan Jalan Braga, terdapat dua bangunan di kota tua Bandung. Yang pertama adalah hub. Bangunan besar bertanda “Centre Point” ini awalnya adalah toko alat musik Naessens & Co yang kerap mengimpor alat musik berkualitas dari Eropa. Dibangun pada tahun 1925 oleh arsitek Schoemaker, bangunan tersebut sekarang menjadi pusat Centre Point, sebuah toko perlengkapan olahraga.

Jenis arsitektur Indo-Eropa ini dulunya adalah toko buku Van Dorp. Pada tahun 1922, Schoemaker mendesain ulang gedung tersebut. Gedung ini berfungsi sebagai bioskop sebelum digunakan sebagai ruang pameran serbaguna atau reguler.

* Fakta atau kebohongan? Untuk mengetahui keakuratan informasi yang disebarkan, tulis ke Whatsapp di 0811 9787 670 dan masukkan kata kunci yang Anda inginkan.

Kisah Masa Kecil Nomo Koeswoyo: Anak Koeswoyo Paling Keras Kepala Hingga Kisah Awal Koes Bersaudara

Liburan Seru Di Jalan Braga Bandung, Bisa Nostalgia Dengan Masa Lalu

Ajudan swasta mengungkap kasus dugaan penipuan senilai Rp 1,3 miliar untuk kebutuhan hidup, ada yang dimanfaatkan, ada yang terbukti

Hasil BRI Liga 1 Persija Jakarta vs PSIS Semarang: Hajar Laskar Mahesa Jenar, Macan Kemayoran Kalahkan Persib Bandung

Jadwal Liga 1 BRI Pekan 31, 16-21 Maret 2023: PSM Makassar vs Bhayangkara, Persib Bandung, Ditantang Dewa United Hetty Koes Endang Klip “Jalan Braga”. Ya, siapa yang tidak tahu Jalan Braga? Jalan Braga adalah simbol kota Bandung. Jalan Braga adalah salah satu jalan utama di Bandung, Indonesia. Nama jalan ini sudah terkenal sejak pemerintahan Hindia Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut masih dilestarikan sebagai salah satu maskot dan tempat wisata kota Bandung yang sebelumnya dikenal dengan nama Parijs van Java.

Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara sengaja datang ke Jalan Braga. Terkadang mereka berfoto dengan background bangunan tua, berbelanja, membeli lukisan, dan ada juga orang di jalan ini yang ingin berfoto sebelum pernikahan. Tapi sekarang Braga sudah berubah. Salah satunya adalah penggantian permukaan jalan dengan batu andesit yang tak pelak menimbulkan kontroversi di Kota Bandung.

Wisata Sejarah Bandung

Di kanan dan kiri Jalan Braga terdapat kompleks komersial yang berkaitan dengan arsitektur dan tata kota, yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama di Hindia Belanda. Desain toko mengikuti pola yang ada di Eropa saat itu (1920-an-1940-an) sesuai dengan transformasi Bandung menjadi kota mode yang sama terkenalnya dengan Paris saat itu. Toko-toko yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama antara lain Toko Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung Merdeka (gedung Asia-Afrika dengan gedung Societeit Concordia).

Model tata letak jalan dan gedung pertokoan dan perkantoran di Jalan Braga juga dapat dilihat pada tata jalan lain di sekitar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dulu bernama Jalan Parapatan Pompa) dan Jalan Pos Besar (Postweg) yang kini menjadi Jalan Asia. . Afrika dibangun pada tahun 1811 oleh Jenderal Herman Willem Daendels di depan Gedung Merdeka.

Pada awalnya Jalan Braga merupakan jalan kecil di depan kota yang agak sepi, sehingga pada tahun 1900-an disebut Jalan Culik karena cukup rapuh, dikenal juga dengan Jalan Pedati (Pedatiweg). Jalan Braga menjadi ramai karena banyak pengusaha, terutama warga negara Belanda, yang mendirikan toko, bar, dan tempat hiburan di kawasan tersebut, seperti toko Onderling Belang.

Belakangan, pada tahun 1920-an dan 1930-an, muncul toko-toko pakaian dan butik-butik di Paris, Prancis, yang kala itu menjadi kiblat para model fesyen dunia. Pembangunan gedung Societeit Concordia, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran yang digunakan untuk pertemuan warga Bandung, khususnya bapak-bapak kaya, dan gedung-gedung lain di beberapa lingkungan sekitar jalan juga menambah reputasi dan keramaian jalan ini.

Cerita Dari Braga

Namun kekurangannya adalah hiburan malam dan area lampu merah (dark spot) di kawasan ini yang membuat Jalan Braga sangat dikenal wisatawan. Dari sinilah Bandung dikenal sebagai kota bunga. Maka pada saat itu masyarakat Bandung membuat pamflet dan mengumumkan, “Tuan-tuan dan turis tidak boleh mengunjungi Bandung kecuali mereka membawa istri mereka atau meninggalkan istri mereka di rumah.”

Beberapa daerah dan kota yang ada dan berkembang pada masa Hindia Belanda memiliki nama jalan yang sangat populer di kalangan wisatawan, seperti Jalan Braga di Bandung dan Jalan Kayoetangan di Malang. Holland, serta Jalan Malioboro di Yogyakarta dan banyak jalan di Jakarta. Namun sayang, nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau nama sebelumnya tidak diubah, misalnya Jalan Kayoetangan di Malang diubah menjadi Jalan Basuki Rahmat. *(Abah) Jalan Braga Paris Bekerja sama dengan Van Java, kiblat fesyen sejarah mengikuti tren fesyen kota Paris dari pasca pandemi hingga renaisans. Toko Stocker juga menjual barang mahal dan mewah lainnya seperti jam tangan Swiss. Juga pembukaan pameran mobil Eropa

Hotel jalan braga bandung, wisata jalan braga bandung, sejarah jalan braga bandung, hotel di jalan braga bandung, jalan braga bandung, hotel di sekitar jalan braga bandung, hotel murah di jalan braga bandung, hotel sekitar jalan braga bandung, jalan braga kota bandung, jalan braga di bandung, penginapan di jalan braga bandung, hotel dekat jalan braga bandung

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    LAINNYA