Daftar pustaka adalah elemen krusial dalam penulisan karya ilmiah, seperti buku atau jurnal penelitian. Fungsi utama daftar pustaka adalah untuk menyediakan sumber rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Artikel ini akan menyediakan panduan terperinci tentang penulisan, yang cocok untuk penulis awam maupun berpengalaman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan informasi lain yang ditempatkan di bagian akhir suatu karangan atau buku, disusun menurut abjad. Istilah lain yang sering digunakan adalah referensi, rujukan, pranala, atau sumber pustaka.
Memperkuat argumen dalam karya ilmiah.
Menghindari tuduhan plagiarisme.
Menghargai penulis asli dari karya yang dijadikan rujukan.
Memudahkan peninjauan ulang terhadap sumber rujukan.
Membantu pembaca untuk memahami dan menelusuri sumber kutipan.
Secara umum, daftar pustaka meliputi beberapa elemen kunci:
Penulisan dimulai dari nama belakang atau nama keluarga, diikuti nama depan dan tengah jika ada.
Contoh: Sukarno, Ir.
Tahun terbit dituliskan setelah nama penulis.
Contoh: Sukarno, Ir. (1966).
Judul tulisan dituliskan secara lengkap.
Contoh: Sukarno, Ir. (1966). Di Bawah Bendera Revolusi.
Tempat terbit dan nama penerbit ditambahkan untuk memberikan informasi tambahan.
Contoh: Sukarno, Ir. (1966). Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Untuk sumber online, tambahkan URL dan tanggal akses.
Contoh: Carey, B. (2019, 22 Maret). Can we get better at forgetting? The New York Times. [URL]
Ada berbagai gaya sitasi yang dapat digunakan, tergantung pada disiplin ilmu dan persyaratan institusi atau jurnal. Gaya sitasi yang paling umum adalah:
Biasa digunakan dalam ilmu bahasa, humaniora, dan filosofi.
Contoh: Sukarno, Ir. Di Bawah Bendera Revolusi. Pustaka Jaya, 1966.
Umum dalam ilmu sosial, pendidikan, dan psikologi.
Contoh: Sukarno, I. (1966). Di bawah bendera revolusi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sering digunakan dalam sejarah dan beberapa bidang humaniora.
Contoh: Sukarno, Ir. 1966. Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Contoh: Hae, Zen. “Pembicaraan Ringkas Puisi-puisi Subagio Sastrowardoyo.” Jurnal Poetika, vol. 1, no. 2, 2013, hlm. 87-96.
Contoh: Subagio Sastrowardoyo. Keroncong Motinggo. Pustaka Jaya, 1975.
Contoh: Carey, B. “Can we get better at forgetting?” The New York Times, 22 Maret 2019, [URL].
Contoh: Narasi Newsroom. “Momen-Momen Brutal Menjelang Kematian Massal.” YouTube, 2022, [URL].
Konsistensi: Pastikan menggunakan satu gaya sitasi secara konsisten di seluruh dokumen.
Detail: Perhatikan detail seperti tanda baca dan format penulisan.
Alat Bantu: Gunakan perangkat lunak manajemen referensi seperti Zotero atau EndNote untuk memudahkan proses.
Verifikasi: Selalu verifikasi informasi yang Anda cantumkan dengan sumber aslinya.
Panduan Institusi: Ikuti panduan penulisan yang disyaratkan oleh institusi atau publikasi Anda.
Pembaruan: Pastikan sumber yang Anda gunakan adalah versi terbaru dan relevan.
Inkonsistensi: Inkonsistensi dalam format bisa mengurangi kredibilitas karya ilmiah Anda.
Kurangnya Informasi: Tidak mencantumkan informasi lengkap membuat daftar pustaka kurang bermanfaat bagi pembaca.
Kesalahan Penulisan: Kesalahan dalam menuliskan nama penulis, judul, atau tahun terbit dapat menyesatkan.
Integritas Akademik: Menunjukkan kejujuran dan transparansi dalam penelitian.
Sumber Informasi: Memberikan pembaca akses ke sumber asli untuk informasi lebih lanjut.
Pengakuan: Memberikan pengakuan yang layak kepada penulis asli.
Daftar pustaka adalah lebih dari sekadar nama dan judul; itu adalah fondasi etika dan integritas dalam penelitian. Dengan mematuhi panduan ini, Anda tidak hanya memperkuat argumen ilmiah Anda tetapi juga menghormati komunitas akademis secara keseluruhan.
No Comments